Sekapur Sirih

Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.

When I'm not working, I'm blogging :-)

Follow Me

Subscribeto blog
Follow me onTwitter
Add myFacebook

Pengikut

Copyright


© 2014 by Mukti Yulianto.

Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.

Senin, 09 September 2013
Pagi, begitu segarnya udara dan dinginnya embun yang menetes
Sekelabat cahaya langit menerangi jiwa-jiwa yang beku
Tatkala sang surya bersinar, hanya sekelompok kicauan burung disekeliling rumah
Seolah memberi sambutan kedatangan sang Putri

Hari ini adalah hari dimana sebuah mimpi terpendam yang akan segera terwujud
Bersama kawan-kawan seprofesi kami berangkat menuju Kota Malang
Reza, Andre, Purna, Erna, Tyas dan Feti adalah kawan ku sejalan
Bertujuh kami akan menggunakan kereta Malioboro Express
Santai kelas Ekonomi kog hehehe.....

Mimpi ini berawal ketika dulu diajak naik bareng ke semeru bersama kawan hebatku Yogi Kuncoro, biasa dipanggil Ogi Kun
Ketika itu ada niatan besar untuk ikut pendakian ke semeru tapi apa dikata tiada akomodasi untuk terbang kesana
Alhasil pendakian itu hanya mimpi belaka
Yaa, kali ini aku akan benar-benar mewujudkan mimpi yang tertunda itu, Puncak MAHAMERU !!!!!
 Dan ini keindahan yang akan dicari

sedangkan yang ini adalah bonus nya, sebuah surga diatas gunung




Ini bukan tentang film 5cm yang banyak disukai para aktivis film indonesia, ini adalah tentang sebuah tekad untuk mewujudkan mimpi
Dari Puncak Abadi Para Dewa, harapan besarku adalah ku bisa mempunya motivasi tinggi untuk segera mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpi selanjutnya, yaitu gelar Sarjana Farmasi !!!!
Allohu Akbar !!!!!
Rabu, 07 Agustus 2013
Lepas, ku melepas gelang hitam yang menjerat tangan dan kaki
Dari ribuan langkah kaki melangkah kadang tanpa arah
Ketika pijakan kaki tak lagi dapat menyentuh tanah
Dengan kedua tangan batu itu ku panjat

Seuntai tali terikat dipinggang sebelah kiri
Segalanya telah dipersiapkan tuk memulai sebuah petualangan baru
Karena hidup adalah Puncak dan kehidupan adalah Pendakian



Jika kita ingin merasakan manisnya hidup (puncak) maka kita juga harus berjuang dalam masa pendakian yang penuh rintangan nan berat
Semua yang berat akan terasa ringan jika tujuan itu dilakukan atas dasar keyakinan bahwa setiap insan mukmin pasti BISA menggapai keSUKSESan



"Taqobballohu minna wa minkum, siyamanaa wasiyamakum. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin"
Semoga Amalan dan Ibadah Puasa kita diterima disisi-Nya dan Kita menjadi sang Pemenang

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H





Jumat, 02 Agustus 2013

Ceria, canda dan tawa. . . .
Suatu malam ketika ku teriakkan, sepi didadaku
Jam dinding yang selalu berdetak…. Tik tak tik tak
Terbayangku dalam suasana hening….
Sebuah kerinduan akan problema kehidupan
Ketika sampai tanganku mengolah puluhan kata dalam suatu layar putih
Entah kapan ku merasakan hal itu....
Sekelabat cahaya datang diserpihan gelapku
Menyinari setiap sudut masalah yang sulit terlihat
Ini bukan tentang sebuah kehidupan penuh romansa
Tapi ini mengenai masa depan yang masih mengapung
Layaknya perahu kertas yang mengalir tanpa mesin penggerak
Bergerak tanpa arah dan tujuan….
Duduk ku terpaku, bagaimana diriku esok hari
Ditengah bulan yang sedang merona
Berdoa ku lalu bersimpuhku dihadapan-Mu
Yaa Ilahi Rabbi


Jumat, 05 Juli 2013
nyadran

Apa yang dilakukan oleh banyak orang, dan tampaknya islami, bahkan sering dihiasi dalil, dapat kita temui. Misalnya amaliah dikaitkan dengan apa yang mereka sebut nishfu sya’ban atau pertengahan bulan sya’ban. Demikian pula adanya gejala ramai-ramai ke kuburan di mana-mana di bulan Sya’ban atau menjelang Puasa Ramadhan. Ziarah kubur tiba-tiba banyak dilakukan orang menjelang ramadhan, di Jawa disebut sadranan atau nyadran.
Ziarah kubur itu sendiri adalah sunnah, bila sesuai dengan tata aturan syari’at Islam. Di antaranya tidak menentukan waktu-waktu tertentu diulang pada waktu tertentu, dengan acara tertentu. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
…وَلَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا. (رواه أَبُو داود بإسنادٍ صحيح) .
“… dan jangan kalian jadikan kuburanku sebagai ‘id (hari raya, yakni tempat yang selalu dikunjungi dan didatangi secara berulang pada waktu dan saat tertentu)….” (HR ABU DAWUD – 1746 DENGAN SANAD SHAHIH).
Kubur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja tidak boleh dijadikan sebagai ‘id (hari raya, yakni tempat yang selalu dikunjungi dan didatangi secara berulang pada waktu dan saat tertentu, dengan upacara tertentu), maka mestinya kubur siapapun tidak boleh juga . Kalau sekadar diziarahi dan sesuai syari’at Islam, tentu tidak apa-apa. Bahkan bila benar-benar sesuai dengan syari’at Islam pelaksanaan ziarah kuburnya, justru sunnah dan mengandung hikmah di antaranya untuk mengingat akherat. Namun ketika kebanyakan orang berziarah kubur itu setiap menjelang Puasa Ramadhan, maka perlu dilihat lagi hadits tersebut. Dan tampaknya apa yang dilakukan ramai-ramai banyak orang itu tidak cocok.

Ketika dicocokkan dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak cocok, maka perlu dicari sebenarnya dari mana asalnya kebiasaan tiap tahun itu, dan dianggapnya dari Islam itu?
Doktor filsafat lulusan Universitas Gadjah Mada yang kini menjadi pengajar di Universitas Negeri Yogyakarta, Purwadi, mengatakan, tradisi ziarah makam sudah sangat mengakar pada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.
Ziarah ke makam wali, kata Purwadi, merupakan kepanjangan dari tradisi hinduisme bernama upacara srada. Tradisi ini sudah ada pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, raja yang memerintah Majapahit sekitar pertengahan abad ke-14.

Srada adalah upacara untuk memuliakan leluhur yang sudah meninggal. Dari kata srada itulah, masyarakat Jawa mengenal nyadran, yaitu kegiatan menziarahi makam leluhur. Biasanya nyadran ini dilakukan mendekati bulan puasa. Jadi, ziarah makam ini adalah bentuk akulturasi budaya Hindu dan Islam. (kompas cetak, Selasa, 18 Agustus 2009 | 12:00 WIB, dikutip Hartono Ahmad Jaiz dalam buku Kuburan-kuburan Keramat di Nusantara, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2011, halaman 280-281).

 Dari segi lafalnya, ziarah kubur adalah dari Islam. Sedang sadranan atau nyadran dari lafal sadra yang maksudnya upacara Hindu untuk memuliakan leluhur yang sudah meninggal, berasal dari upacara Agama Hindu setiap menjelang puasa.  Itu satu sisi.

Dari sisi tidak bolehnya kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dijadikan ‘ied, tempat yang dikunjungi dengan acara tertentu dan secara berulang pada waktu tertentu, mestinya Ummat Islam lebih mentaati Nabinya daripada ibadahnya orang kafir musyrik lalu dibungkus seolah islami. Kenapa demikian? Karena Allah Ta’ala telah menegaskan:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا [الأحزاب/36]
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS AL-AHZAB/ 33: 36).

Ketegasan Allah Ta’ala sedemikian jelas. Sehingga kita tidak dibolehkan ada pilihan lain-lain lagi di luar keputusan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.



Minggu, 23 Juni 2013
Tengah malam aku terbangun dalam suasana dingin
Air yang ku alirkan menusuk tulang kaki dan tangan
Namun tiada rasa sakit yang damai hingga ku mulai menengadahkan kedua tangan ke atas
Berdoa ku di sepertiga malam yang suci

Esok adalah hari penuh tanda tanya
tak tahu kemana arah angin menerpa setiap ranting pohon
Membuat semilir kesejukan di tanah yang panas ini
Angin itu berasal darimana tiada yang tahu

Engkau yang sedang dan selalu beikhtiar
Lirih suara yang merdu kala tilawah itu bergema
Ku coba berharap kan datang merpati putih
Terbang membawa mu pergi ke dunia penuh salju

Tapi ku hanya ulat yang hanya melata lambat
Dengan kaki terseok-seok ku jalani kehidupan
Mengejarmu pun ku tak sanggup
Apalagi mengajakmu terbang???

Bukan suatu alasan yang menghalangi ku
Bukan ombak keras yang menenggelamkan ku
Bukan badai yang kadang bisa menjatuhkanku ke jurang
Ini hanya persoalan waktu

Ku letakkan kain-kain yang ku ikat di bawah pohon
Masukku dalam sarung yang menutupiku
Karena aku ingin menjadi kepompong
Kepompong hijau yang selalu bersabar, berikhtiar tapi tetap berusaha dalam batasan yang ku buat
Batasan itu adalah fokusku dalam mengejar impian
Hanya ingin bisa menjadi kupu-kupu yang dapat terbang berkeliling dunia yang ku mau dan bersamamu jika kamu mau


Sabtu, 22 Juni 2013
Kucing,
Dia adalah spesies binatang yang bertaring, pemalu... tapi kadang pemalas
ketika ia mengeong itu tandanya ia lapar dan minta dikasih makan.
Itulah namanya hewan pemalas satu ini, yang cuman ingin enak nya saja
Tapi aku bukan lah kucing yang ingin enaknya saja, cuman seimut kucing :-D

Ini bukan cerita tentang kucing atau kebiasaan kucing. . . .
Manusia memiliki sifat dan sikap nya yang berbeda antara spesies satu dengan yang lain.
Kadang manusia seperti kucing, seperti serigala atau bahkan seperti keledai, parahnya lagi seperti kancil atau mungkin seperti burung hantu yang sering menghantui hatiku #eaaaa

Getirnya rona dunia kadang memilukan hati manusia yang sedang berjalan mencari alamat, asal jangan alamat palsu karena nanti dikiranya Ayu Ting-ting.
Sebetulnya ini bukan cerita kog cuma ingin buat cerita sih,, loh???....

Sebagai anak, tentunya kewajiban kita untuk menjadi anak yang berbakti kepada orangtua dan lebih sempurna adalah menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Karena kesholeh dan kesholehahan anak akan membantu jalan orangtua menuju surga. Selain itu jika kita sholeh, insyaAlloh akan mendapat istri yang sholehah. :-D
Perjuangan adalah sebuah kata dalam sebuah tekad menuju proses yang rumit penuh tantangan yang akan menghasilkan produk berupa SUKSES. Membuat sukses tidak semudah mengedipkan mata. Kedipan sebelah mata aja aku agak susah hhe... menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Terkadang orang yang terlalu fokus terlihat berevolusi menjadi sessosok alien yang asing dan semakin kurang dikenal. terlalu fokusnya sampai ia melupakan arti "sosial" yang melekat pada dirinya.
Coba kita lihat seekor musang yang hanya menyembunyikan dirinya sendiri dan cuma cari makan saja dalam hidupnya. Tapi kita jarang bertidak dalam kehidupan seperti semut-semut kecil yang bisa bekerjasama karena mereke mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
Kini Matahari kian ke naik, yang artinya jalan kemudahan dalam kehidupan nya mulai terang. Bintang yang hanya berkedip-kedip dimalam hari sekarang selalu terang melotot menghadap bumi yang sedang membangun bangunan-bangunan istana masa depan. Kunang-kunang pun semakin hadir menghiasi keindahan malam menjelang pagi. Dan selendang itu kupakai dan ku ikat dikepala karena ku ingin menjadi seekor elang yang terbang.

Jangan memperdulikan cemooh orang yang menghina usahamu tapi jangan pula kamu terlihat angkuh dan sombong karena niat baik mu sendiri

Kini ia semakin mencintai hobinya yaitu belajar dan riset
Raut wajah nya semakin bersinar penuh keceriaan *mungkin
Tak kan ku halangi jalannya menuju impian terbaiknya
Ku Biarkan dia bersama jenis spesiesnya (paper, buku dan journal)
Karena ku yakin suatu saat ini semua akan menghasilkan keindahan bunga yang bermekar di musim semi tiba 
Kamis, 20 Juni 2013

Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan AllahTa'ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair: “Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah

Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi 'bonus' berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta'ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi: “Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: 'Hadits hasan shahih')
Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.
Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta'ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah 'Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. AllahTa'ala berfirman: “Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb...
Di antara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta'ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut  dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta'ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. RasulullahShallallahu'alaihi Wasallam: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: 'Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni'” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

2. Ketika berbuka puasa
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits: “Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda  Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam: Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

3. Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur'an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta'ala: “Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu'minin Aisyah Radhiallahu'anha: “Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:Allahumma Innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa Fa'fu 'Anni ('Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku')”(HR. Tirmidzi, 3513, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Pada hadits ini Ummul Mu'minin 'Aisyah Radhiallahu'anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

4. Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.  Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

5. Di antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam: “Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukanshalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah  Shallallahu'alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur'an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).

6. Ketika sedang sujud dalam shalat
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma'ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud 'akhir shalat wajib' adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu UtsaiminRahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta'ala berfirman: “Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman 'berdzikirlah', bukan 'berdoalah'. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

8. Di hari Jum'at
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumat kemudian beliau bersabda: 'Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta'. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu'anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat. Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum'at, berdasarkan hadits: “Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum'at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy'ari Radhiallahu'anhu).
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits: “Dalam 12 jam hari Jum'at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu'anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud).
Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum'at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah.
Pendapat keempat, yang dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu 'Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum'at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu 'Abdil Barr.

9. Ketika turun hujan
Hujan adalah nikmat Allah Ta'ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta'ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta'ala: “Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami', 3078)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu'anhu: “Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : 'Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya'”
Dalam riwayat lain: “Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat Zhuhur dan Ashar
(HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)

11. Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari ketika para jama'ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama'ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)

12. Ketika Perang Berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta'ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas: “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

13. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)


Minggu, 16 Juni 2013

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia , yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya.


"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar Rum ayat 21)


Cinta adalah sebuah anugerah setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan. Dari sebuah cinta akan tumbuh dorongan untuk menjadi lebih indah di mata orang yang dicintai. Tapi kadang kita lupa bahkan tidak sadar cinta kita begitu besar kepada manusia hingga cinta kepada Alloh menjadi sedikit terlupakan bahkan lenyap. Naudzububillah.....


Kawan, kita semua pasti senang dan bangga bisa mencintai dan dicintai seseorang. Kita merasa dunia ini terasa indah, tiada masalah dan seperti berada di taman bunga. Setiap malam kita sering membayangkan nya dan bermimpi suatu saat bisa hidup bersamanya. Itu manusiawi kawan, jadi boleh-boleh saja tapi . . . . ehemm, ada tapi nya, jangan lah berlebihan karena "Sesuatu yang berlebihan tidaklah baik". Jika dianalogikan ya pepatah dari sebuah hadist itu sungguh lah benar adanya. Ketika kita berlebihan memikirkannya, pastilah waktu banyak terbuang hanya untuk melamunkan sesuatu yang belum pasti terjadi. Padahal kita dilarang mengkhayal sesuatu yang belum tentu terjadi. Lantas bermimpi apakah tidak boleh?? Boleh dong, karena mimpi sangatlah berbeda dengan mengkhayal. Bermimpi adalah menggambar, menggambar sesuatu yang akan direncanakan dengan segala metode untuk mencapai mimpi dengan proses perjuangan. Berkhayal adalah menonton, menonton sebuah film dalam fikiran yang hampir 80% adalah berupa keinginan semata tanpa didasari sebuah perencanaan. Jika kita menganggap itu sebagai sebuah mimpi maka tentunya kita tidak akan banyak membuang waktu hanya untuk memikirkan wajahnya yang cantik bagi laki-laki ataupun wajah yang tampan bagi perempuan. You should be make a plan for the future !!! 


Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram


Cinta mengandung segala makna kasih sayang , keharmonisan , penghargaan dan kerinduan , disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka , lapang dan sempit.


Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.


Kawan-kawan ku seiman, perlu kita ketahui bahwa didalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa laki-laki yang baik akan mendapatkan wanita-wanita yang baik dan begitu pula sebaliknya. Apakah kita tidak mau mendapatkan wanita yang sholehah yang akan menjadi istri kita atau laki-laki yang sholeh yang akan menjadi suami kita. Pasti jawaban kita mau, bahkan banyak diantara kita sampai berdoa lewat jejaring soal," Ya Alloh berikanlah saya jodoh yang baik, yang sholeh, yang sholehah." Hemm, tapi kita tidak punya upaya untuk mendapatkan seseorang seperti itu.

Mungkin dia adalah makhluk yang dilindungi Alloh maka dekatilah Alloh supaya kamu bisa bersamanya (kelak)

Kawan, saya percaya bahwa wanita yang sholehah atau laki-laki yang sholeh itu dilindungi dan dicintai Alloh dan Alloh tidak akan mudah melepaskan nya kepada orang-orang yang mengharapkannya. Saya sendiri yakin bahwa ketika saya ingin hidup bersama nya (kelak) maka yang harus saya lakukan bukanlah menjadi lebih tampan di hadapannya, menjadi lebih pintar di hadapan nya, menjadi lebih hebat di hadapannya , ataupun membuat rayuan penuh hasrat. Namun, yang harus saya lakukan adalah merayu Alloh dan mendekati Alloh dengan cara mencintai Alloh melebihi kecintaan kita kepada seseorang yang kita cintai itu. Percayalah ketika Alloh sudah mencintai kita , Alloh akan mudah mengabulkan apa yang kita impikan jika impian itu berupa hal yang positif dan berbau surgawi. Karena hakikatnya diikatnya laki-laki dan perempuan dalam suatu keluarga adalah untuk mendorong dan membawa keluarga itu menuju Surga yang kekal.

Manusia memang ditakdirkan berpasangan tapi kita tidak tahu siapa yang akan dipasangkan kepada kita. Rasullullah bersabda,"..... sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk (laki-laki) sebelah kanan dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya, maka seandainya engkau berusaha meluruskannya niscaya dia akan apatah dan kalau engkau biarkan, ia akan tetap bengkok. Nasehatilah para wanita dengan baik." (HR. Bukhari Muslim). Nah bukanlah sebagai laki-laki engkau harus dapat menasehati wanitamu kelak?? sekarang tengoklah ke dalam diri kita masing-masing, apakah kawan-kawan sudah mampu untuk memberi nasehat??? jika belum apakah kawan-kawan masih bisa memikirkan wanita yang kawan-kawan cintai setiap malam bahkan beberapa nya asik berpesta tiap sabtu malam yang padahal belum tentu nantinya menikah -__-". Yuk, ambil wudlu dan bertaubat selagi ada waktu. Pantaskan dirimu kepada Ilahi rabbi dan memintalah agar dijaga hati nya untuk nanti bisa kau miliki dan selagi memantaskan itu berdoalah semoga dia adalah jodoh kita dan jagalah hatimu untuk nya karena hati adalah suci. Dan ingat bahwa sabar itu tidak ada batasnya, hanya manusialah yang membuat batasan kesabaran  
Minggu, 21 April 2013


Pembuatan Simplisia

Sediaan obat tradisional atau herbal dibuat dari simplisia tanaman atau bagian dari hewan, atau mineral dalam keadaan segar atau telah dikeringkan dan diawetkan. Agar sediaan obat tradisional atau herbal tersebut dapat dipakai dengan aman, terjaga keseragaman mutu dan kadar kandungan senyawa aktifnya, maka diperlukan standardisasi. Sebelum melalui tahap standardisasi sediaan, maka diperlukan standardisasi bahan baku simplisia, yang meliputi :
Bahan baku simplisia
Dapat berupa tumbuhan liar atau berupa tumbuhan budidaya
Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia
 Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia (Depkes RI, 1985).
a.Pengumpulan Bahan Baku
Kualitas bahan baku simplisia sangat dipengaruhi beberapa faktor, seperti : umur tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu panen, bagian tumbuhan, waktu panen dan lingkungan tempat tumbuh (Depkes RI, 1985).
b.Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan kotoran – kotoran atau bahan – bahan asing lainnya dari bahan simplisia sehingga tidak ikut terbawa pada proses selanjutnya yang akan mempengaruhi hasil akhir. Sortasi terdiri dari dua cara, yaitu:
Sortasi basah : Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya setelah dilakukan pencucian dan perajangan.
Sortasi kering : Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering (Depkes RI, 1985).

c.Pengeringan
Pengeringan dilakukan agar memperoleh simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan secara alami dan secara buatan. Pengeringan alami dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari baik secara langsung maupun ditutupi dengan kain hitam. Sedangkan pengeringan secara buatan dilakukan dengan oven. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu 30oC – 90oC (Depkes RI, 1985).

d.Pengemasan dan Penyimpanan
Pengepakan simplisia dapat menggunakan wadah yang inert, tidak beracun, melindungi simplisia dari cemaran serta mencegah adanya kerusakan.Sedangka penyimpanan simplisia sebaiknya di tempat yang kelembabannya rendah, terlindung dari sinar matahari, dan terlindung dari gangguan serangga maupun tikus.

Standardisasi Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai bahan obat, kecuali dipergunakan sebagai bahan obat, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri dari simplsiia nabati, hewani dan mineral. nabati, hewani dan mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang di maksud eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun kegunaan simplisia harus memenuhi persyaratan minimal untuk standardisasi simplisia. Standardisasisimplisia mengacu pada tiga konsep antara lain sebagai berikut:
Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi 3 parameter mutu umum (nonspesifik) suatu bahan yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian, aturan penstabilan (wadah, penyimpanan, distribusi) Simplisia sebagai bahan dan produk siap pakai harus memenuhi trilogi Quality-Safety-Efficacy Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang berkontribusi terhadap respon biologis, harus memiliki spesifikasi kimia yaitu komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan (Depkes RI, 1985).
Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan dalam proses standardisasi suatu simplisia. Parameter standardisasi simplisia meliputi parameter non spesifik dan spesifik. Parameter nonspesifik lebih terkait dengan faktor lingkungan dalam pembuatan simplisia sedangkan parameter spesifik terkait langsung dengan senyawa yang ada di dalam tanaman. Penjelasan lebih lanjut mengenai parameter standardisasi simplisia sebagai berikut:
1. Kebenaran simplisia
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptik, makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dilakukan dengan menggunakan indera manusia dengan memeriksa kemurnian dan mutu simplisia dengan mengamati bentuk dan ciri-ciri luar serta warna dan bau simplisia. Sebaiknya pemeriksaan mutu organoleptik dilanjutkan dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk menegaskan keaslian simplisia.
a. Parameter non spesifik
Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang disebabkan oleh pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar abu, kadar air, kadar minyak atsiri, penetapan susut pengeringan.
b. Parameter spesifik
Parameter ini digunakan untuk mengetahui identitas kimia dari simplisia.Uji kandungan kimia simplisia digunakan untuk menetapkan kandungan senyawa tertentu dari simplisia. Biasanya dilkukan dengan analisis kromatografi lapis tipis (Depkes RI, 1985).

Standardisasi Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang diperoleh diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Standardisasi ekstrak tidak lain adalah serangkaian parameter yang dibutuhkan sehingga ekstrak persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Ekstrak terstandar berarti konsistensi kandungan senyawa aktif dari setiap batch yang diproduksi dapat dipertahankan, dan juga dapat mempertahankan pemekatan kandungan senyawa aktif pada ekstrak sehingga dapat mengurangi secara signifikan volume permakaian per dosis, sementara dosis yang diinginkan terpenuhi, serta ekstrak yang diketahui kadar senyawa aktifnya ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembuatan formula lain secara mudah seperti sediaan cair , kapsul, tablet, dan lain-lain.

1.Parameter Non Spesifik

a)Susut Pengeringan
Susut pengeringan merupakan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai konstan, yang dinyatakan dalam porsen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak menguap/atsiri dan sisa pelarut organik) identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosfer/lingkungan udara terbuka (Depkes RI, 2000).

b)Bobot Jenis
Parameter bobot jenis ekstrak merupakan parameter yang mengindikasikan spesifikasi ekstrak uji. Parameter ini penting, karena bobot jenis ekstrak tergantung pada jumlah serta jenis komponen atau zat yang larut didalamnya (Depkes RI, 2000).

c)Kadar air
Kadar air adalah banyaknya hidrat yang terkandung zat atau banyaknya air yang diserap dengan tujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan (Depkes RI, 2000).

d)Kadar abu
Parameter kadar abu merupakan pernyataan dari jumlah abu fisiologik bila simplisia dipijar hingga seluruh unsur organik hilang. Abu fisiologik adalah abu yang diperoleh dari sisa pemijaran (Depkes RI, 2000).

2.Parameter Spesifik

a)Identitas
Identitas ekstrak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Deskripsi tata nama:
Nama Ekstrak (generik, dagang, paten)
Nama latin tumbuhan (sistematika botani)
Bagian tumbuhan yang digunakan (rimpang, daun, buah,)
Nama Indonesia tumbuhan
Ekstrak dapat mempunyai senyawa identitas artinya senyawa tertentu yang menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu. Parameter identitas ekstrak mempunyai tujuan tertentu untuk memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari senyawa identitas (Depkes RI, 2000).

b)Organoleptik
Parameter oranoleptik digunakan untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa menggunakan panca indera dengan tujuan pengenalan awal yang sederhana dan seobyektif mungkin (Depkes RI, 2000).

c)Kadar sari
Parameter kadar sari digunakan untuk mengetahui jumlah kandungan senyawa kimia dalam sari simplisia. Parameter kadar sari ditetapkan sebagai parameter uji bahan baku obat tradisional karena jumlah kandungan senyawa kimia dalam sari simplisia akan berkaitan erat dengan reproduksibilitasnya dalam aktivitas farmakodinamik simplisia tersebut (Depkes RI,1995).

d)Pola kromatogram
Pola kromatogram mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran awal komponen kandungan kimia berdasarkan pola kromatogram kemudian dibandingkan dengan data baku yang ditetapkan terlebih dahulu (Depkes RI, 2000).