Sekapur Sirih
Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.
When I'm not working, I'm blogging :-)
Categories
Pengikut
Copyright
© 2014 by Mukti Yulianto.
Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.
Minggu, 23 Desember 2012
Sudah kita ketahui bersama bahwa Yahudi adalah musuh Islam dan tidak akan rela dengan kemajuan serta perkembangan Islam. Bisa kita lihat dari sejarah sejak zaman awal perjuangan Islam di masa Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُواْ الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُواْ
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Maidah: 82)
Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata, “Kedua kelompok inilah golongan manusia yang paling besar dalam memusuhi Islam dan kaum muslimin dan paling banyak berusaha mendatangkan bahaya kepada mereka. Hal itu karena sedemikian keras kebencian orang-orang itu kepada mereka (umat Islam) yang dilatar belakangi oleh sikap melampaui batas, kedengkian, penentangan, dan pengingkaran.”[1]
Setelah mengalami kehinaan dan pengusiran dari jazirah Arab di zaman keemasan Islam. Orang-orang Yahudi mencari celah dan berusaha membalas dendam kepada Islam. Mereka memanfaatkan kelemahan umat Islam yang keimanan dan semangat beragama mereka mulai lemah. Di zaman ini, Yahudi dengan berbagai cara berusaha kembali merebut kejayaan mereka. salah satu usaha mereka dengan berusaha mendirikan negara yang menjadi kendaraan untuk berkuasa. Dengan berbagai usaha dan akal licik mereka mendirikan negara yang mereka klaim sebagai negara “Israel”[2]. Negara yang mereka buat dengan penuh konspirasi dan penindasan terhadap negara Palestina yang mereka berniat menguasainya dengan penuh.
Yahudi Tidak Berhak Menisbatkan Diri pada Israel
Orang Yahudi menamakan negara dengan nama Israel karena mereka mereka mengklaim bahwa mereka adalah memiliki ikatan darah dengan Bani Israel. Memang benar mereka adalah keturuan Israel yaitu Nabi Ya’qub. Akan tetapi mereka adalah keturunan Israel yang sering membangkang dan tidak tahu diri sehingga dilaknat oleh Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS. Al Maidah: 78)
Ini adalah makar mereka untuk menutupi jati diri mereka karena di berbagai kitab Samawi nama Yahudi identik dengan kejelekan dan perbuatan mereka yang melampui batas.
Sebagaimana di dalam Al-Quran, Allah mencela dan melaknat kaum Yahudi. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا
“Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu” , sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.” (QS. Al Ma’idah: 64)
Orang Yahudi juga mengklaim bahwa mereka membawa kemuliaan ajaran nabi Ibrahim karena mereka adalah keturunan Israel (Nabi Ya’qub) yang memang merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Akan tetapi ini dibantah dalam Al-Quran, mereka orang Yahudi bukanlah pembawa Ajaran Nabi Ibrahim dan nabi Ibrahim bukan pula orang Yahudi. Allah Ta’ala berfirman,
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran: 67)
Yang paling berhak dengan Ibrahim adalah mereka yang mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu umat islam. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya orang yang paling berhak terhadap Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) , beserta orang-orang yang beriman, dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 68)
Jangan Mencela Israel
Sering kita mendengar celaan terhadap Israel yang sebenarnya maksud mereka adalah celaan terhadap nergara Yahudi ini. Ini sebaiknya dihindari karena Israel adalah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Dan orang Yahudi tidak berhak terhadap nabi Ya’qub.
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan,
« حضرت عصابة من اليهود نبي الله صلى الله عليه وسلم فقال لهم : » هل تعلمون أن إسرائيل يعقوب ؟ « فقالوا : اللهم نعم ، قال النبي صلى الله عليه وسلم : » أشهد عليهم «
“Suatu saat sekelompok orang Yahudi mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu beliau bertanya pada mereka: “Apakah kalian mengetahui bahwa Israel adalah Ya’qub?” Orang-orang Yahudi itu pun menjawab, “Itu betul.“ Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Ya Allah saksikanlah perkataan mereka’.”[3]
Israiil dalam bahasa Ibrani bermakna Abdullah atau hamba Allah. Abu Ja’far berkata,
وكان يعقوب يدعى”إسرائيل”، بمعنى عبد الله وصفوته من خلقه. و”إيل” هو الله، و”إسرا” هو العبد، كما قيل:”جبريل” بمعنى عبد الله
“Nabi Ya’qub dipanggil dengan Kata “Israil”, karena bermakna Abdullah (hamba Allah) dan shafwatullah (kekasih Allah). Dan kata “Iil” adalah Allah sedangkan kata “Israa” adalah hamba. Sebagaimana dikatakan bahwa “Jibrill” adalah hamba Allah.”[4]
Maka sangat tidak enak didengar jika ada yang berkata atau terdengar di berita,
“Israel kejam dan licik”
“Israel laknatullah dan tidak tahu malu”
“Israel menyerang negara Islam Palestina”
Mari kita biasakan menyebut mereka dengan Yahudi dan negara Yahudi atau negara zionis Yahudi. (*)
—
Disempurnakan di Lombok, Pulau seribu Masjid
8 Shafar 1434 H
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Editor: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Dari artikel 'Israel dan Celaan pada Yahudi — Muslim.Or.Id'
Rabu, 12 Desember 2012
DEMI MIMPI SIAPA?????
Umur 19 tahun bukan lah sebuah umur yang remaja lagi. Kini ia telah menghadapi musim SNMPTN. Dalam hiruk pikuk dan semangatnya dalam mencari sebuah kereta masa depan, bintang dilanda kebingungan. Ia ingin masuk ke jurusan Tehnik Sipil di salah satu perguruan tinggi di kotanya. Namun, disisi lain ayahnya ingin dia masuk menjadi seorang dokter. Berjalan ke pantai, ia teriakkan keluh kesahnya kepada dewa laut. Hanya gesekan ombak dan karang lah menjadi sebuah jawaban hening kala itu. Hidup itu bagi nya adalah seongkak kayu yang siap dijadikan bahan pembuatan rumah,dimana harus berdiam dan rela dijadikan pondasi dan dinding rumah. Meski menjadi pondasi dan dinding rumah itu merupakan sebuah hal yang luar biasa karena bisa melindungi penghuni rumah nya kelak.
Berangkatlah ia menuju kelas untuk mengikuti ujian SNMPTN dan seperti perkiraan akhirnya dia lolos masuk menjadi calom mahasiswa kedokteran. Ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan bagi keluarganya karena akan ada anggota keluarga yang menjadi seorang dokter suatu saat nanti. Namun, disetiap langit yang cerah pasti ada awan yang mendung. Ya, disaat yang bersamaan, ada yang sedang di kelilingi awan mendung. Tak lain adalah Bintang itu sendiri. Ia pun akhirnya menjadi mahasiswa kedokteran
Selama kuliah itu ia hanya menjadi seorang robot yang menjalain kehidupan nya atas perintah empunya.Kemana arah angin meniup nya, kesitu pula dia akan mencari sebuah arti hidup. Lalu bernafaslah di dalam sempitnya ruang yang gelap tak berventilasi. Lembab dan sesak. Itulah yang dirasakan selama beberapa tahun lamanya.Karena dia memang cerdas, kuliah ia selesaikan dengan cepat nya. Dan akhirnya ia lulus kuliah sebagai mahasiswa predikat caumlaude. Hari itu, adalah hari paling istimewa bagi keluarga dan dirinya karena perayaan wisuda nya yang pertama. Bukan karena dia berhasil mendapat gelar sarjana kedokteran tapi karena karena ia masih mampu bertahan dalam gempitanya rongga di jiwa nya. Di setiap tahun lamanya ia belajar di Fakultas Kedokteran, bahkan ia berhasil menghasilkan berbagai gambar sketsa. Bukan sketsa anatomi fisiologi manusia tapi sketsa berbagai macam dan bentuk rumah modern. Salahsatunya ia buat ke dalam bentuk 3 dimensi yang sungguh menakjubkan.
Gelar dokter dan ijin praktek akhirnya ia dapatkan selama ko-ass di salah satu rumah sakit. Dan pada saat itulah ia merasa kehidupan baru dimulai. Ia mengambil kuliah lagi jurusan tehnik sipil di perguruan tinggi yang ia selami dulu. keluarganya kini tidak melarang apa yang ia tempuh. Meski berprofesi sebagai dokter, ia masih memiliki kesempatan menggapai mimpinya yang terpendam. Selama 4 tahun ini, ia banyak sekali karya-karya yang membuat dosen-dosen nya memlihnya mewakili kampus nya pada salahsatu kompetesi tingkat nasional. Dan sesuai perkiraan dosen nya, ia lolos menjadi juara umum kompetesi karya 3 dimensi bangunan modern tahan gempa tingkat nasional. Berbagai penghargaan atas keahlianya sempat membuat profesi dokternya terbengkalai. Surat teguran pun dilayangkan kehadapannya karena terlalu sering bolos praktek.
Musim kemarau tiba. Musim Wisuda pun datang menyambut para mahasiswa tingkat akhir. Kembali lagi ia menjadi salahsatu mahasiswa lulusan terbaik tingkat jurusan nya. Bahkan ia mendapatkan tawaran beasiswa S 2 di Japan. Tanpa berpikir panjang, tawaran itu ia ambil. Dengan ijin cuti prakter dokternya, ia berangkat ke negeri sakura itu.
Musim Semi mendekati berakhir. sekitar tahun 2007 ia kembali ke indonesia dengan membawa segudang prestasi. Diantaranya adalah ia memperoleh gelar ahli bangunan tahan gempa dan tsunami pertama di indonesia. Beberapa tahun sampai puluhan tahun ia bekerja dan menekuni apa yang ia maksud cita. ketika ia sudah sukses, ia sempat berpikir, "lalu apa yang harus saya lakukan sekarang?" belum sempat ia membahagiakan ayahnya yang telah meninggal. Kini usianya sudah tidak muda lagi bahkan tergolong sangat dewasa di umur yang ke 35 tahun. Ia bahkan belum menikah bukan karena tidak ada yang suka tapi karena cita nya yang menggugurkan hasrat itu. Ia berpikir dan terkadang termenung. Di saat citanya sudah tercapai, kewajibannya yang sesungguhnya belum ia capai. Adalah membahagiakan orangtua dan menikah. Mungkin ia telah berhasil menghadiahkan kado untuk dirinya tapi dia lupa menghadiahkan kado untuk keluarganya. Ia berpikir terkadang realita itu hanya bayangan semu. Tentang sebuah realita dalam mencari cita harus dikonfrontir dengan realita menurut oranglain. Pada ujungnya dia tahu kemana seharusnya ia berlabuh. Di akhir hidup nya hanya penyesalan yang ia dapat. Tapi untuk menutupi penyesalahan itu. Ibunya kini selalu ia nomor satukan dan seorang dokter dan ahli bangunan gempa telah mempunyai sekolah yang khusus untuk anak-anak yang berbakat.
kita berhak punya mimpi dari sebuah keinginan yang lahir dari pribadi yang bisa disebut dengan apa yang namanya "cita". Kadang ketika berseteru bahkan berdebat keras untuk memperjuangkan apa yang kita sebut sebuah "cita", kita menjadi lemah tak berdaya, tak hayalnya seperti bunga mawar yang gagal mekar, tak kiranya seperti pohon yang cebol alias "bonsai". Sebuah impian yang sekali lagi harus terpendam untuk sebukit kebaikan . Bukankah kebaikan itu juga termasuk ibadah. Tapi kenapa harus berkorban pikiran?? kenapa juga harus berkorban raga meski jiwa kita berada di sebuah pulau dongeng. Mungkin dongeng seekor siput yang cerdas mengelabuhi seekor kancil??? atau mungkin dongeng kerajaan timun emas??? Namun, sebuah kisah bukanlah sebuah kebetulan. Semuanya telah tersusun rapi di kitab lauhul mahfuz. Tanpa kita sadari sebenarnya kegagalan adalah bentuk bahwasanya kita bukan lah orang gagal seperti itu. Tapi seharusnya menjadi orang yang sukses hanya saja kita belum mempunyai kepantasan untuk itu. Maka dari itu, mari pantaskan diri untuk menjadi pribadi yang sukses. Mimpi kita tetap bisa terwujud meski harus dengan sabar dan ikhlas. Jika memang semua demi kebaikan. Percayalah, suatu saat kita bisa membuat impian kita atau keinginan kita apa saja di langit Surga
Umur 19 tahun bukan lah sebuah umur yang remaja lagi. Kini ia telah menghadapi musim SNMPTN. Dalam hiruk pikuk dan semangatnya dalam mencari sebuah kereta masa depan, bintang dilanda kebingungan. Ia ingin masuk ke jurusan Tehnik Sipil di salah satu perguruan tinggi di kotanya. Namun, disisi lain ayahnya ingin dia masuk menjadi seorang dokter. Berjalan ke pantai, ia teriakkan keluh kesahnya kepada dewa laut. Hanya gesekan ombak dan karang lah menjadi sebuah jawaban hening kala itu. Hidup itu bagi nya adalah seongkak kayu yang siap dijadikan bahan pembuatan rumah,dimana harus berdiam dan rela dijadikan pondasi dan dinding rumah. Meski menjadi pondasi dan dinding rumah itu merupakan sebuah hal yang luar biasa karena bisa melindungi penghuni rumah nya kelak.
Berangkatlah ia menuju kelas untuk mengikuti ujian SNMPTN dan seperti perkiraan akhirnya dia lolos masuk menjadi calom mahasiswa kedokteran. Ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan bagi keluarganya karena akan ada anggota keluarga yang menjadi seorang dokter suatu saat nanti. Namun, disetiap langit yang cerah pasti ada awan yang mendung. Ya, disaat yang bersamaan, ada yang sedang di kelilingi awan mendung. Tak lain adalah Bintang itu sendiri. Ia pun akhirnya menjadi mahasiswa kedokteran
Selama kuliah itu ia hanya menjadi seorang robot yang menjalain kehidupan nya atas perintah empunya.Kemana arah angin meniup nya, kesitu pula dia akan mencari sebuah arti hidup. Lalu bernafaslah di dalam sempitnya ruang yang gelap tak berventilasi. Lembab dan sesak. Itulah yang dirasakan selama beberapa tahun lamanya.Karena dia memang cerdas, kuliah ia selesaikan dengan cepat nya. Dan akhirnya ia lulus kuliah sebagai mahasiswa predikat caumlaude. Hari itu, adalah hari paling istimewa bagi keluarga dan dirinya karena perayaan wisuda nya yang pertama. Bukan karena dia berhasil mendapat gelar sarjana kedokteran tapi karena karena ia masih mampu bertahan dalam gempitanya rongga di jiwa nya. Di setiap tahun lamanya ia belajar di Fakultas Kedokteran, bahkan ia berhasil menghasilkan berbagai gambar sketsa. Bukan sketsa anatomi fisiologi manusia tapi sketsa berbagai macam dan bentuk rumah modern. Salahsatunya ia buat ke dalam bentuk 3 dimensi yang sungguh menakjubkan.
Gelar dokter dan ijin praktek akhirnya ia dapatkan selama ko-ass di salah satu rumah sakit. Dan pada saat itulah ia merasa kehidupan baru dimulai. Ia mengambil kuliah lagi jurusan tehnik sipil di perguruan tinggi yang ia selami dulu. keluarganya kini tidak melarang apa yang ia tempuh. Meski berprofesi sebagai dokter, ia masih memiliki kesempatan menggapai mimpinya yang terpendam. Selama 4 tahun ini, ia banyak sekali karya-karya yang membuat dosen-dosen nya memlihnya mewakili kampus nya pada salahsatu kompetesi tingkat nasional. Dan sesuai perkiraan dosen nya, ia lolos menjadi juara umum kompetesi karya 3 dimensi bangunan modern tahan gempa tingkat nasional. Berbagai penghargaan atas keahlianya sempat membuat profesi dokternya terbengkalai. Surat teguran pun dilayangkan kehadapannya karena terlalu sering bolos praktek.
Musim kemarau tiba. Musim Wisuda pun datang menyambut para mahasiswa tingkat akhir. Kembali lagi ia menjadi salahsatu mahasiswa lulusan terbaik tingkat jurusan nya. Bahkan ia mendapatkan tawaran beasiswa S 2 di Japan. Tanpa berpikir panjang, tawaran itu ia ambil. Dengan ijin cuti prakter dokternya, ia berangkat ke negeri sakura itu.
Musim Semi mendekati berakhir. sekitar tahun 2007 ia kembali ke indonesia dengan membawa segudang prestasi. Diantaranya adalah ia memperoleh gelar ahli bangunan tahan gempa dan tsunami pertama di indonesia. Beberapa tahun sampai puluhan tahun ia bekerja dan menekuni apa yang ia maksud cita. ketika ia sudah sukses, ia sempat berpikir, "lalu apa yang harus saya lakukan sekarang?" belum sempat ia membahagiakan ayahnya yang telah meninggal. Kini usianya sudah tidak muda lagi bahkan tergolong sangat dewasa di umur yang ke 35 tahun. Ia bahkan belum menikah bukan karena tidak ada yang suka tapi karena cita nya yang menggugurkan hasrat itu. Ia berpikir dan terkadang termenung. Di saat citanya sudah tercapai, kewajibannya yang sesungguhnya belum ia capai. Adalah membahagiakan orangtua dan menikah. Mungkin ia telah berhasil menghadiahkan kado untuk dirinya tapi dia lupa menghadiahkan kado untuk keluarganya. Ia berpikir terkadang realita itu hanya bayangan semu. Tentang sebuah realita dalam mencari cita harus dikonfrontir dengan realita menurut oranglain. Pada ujungnya dia tahu kemana seharusnya ia berlabuh. Di akhir hidup nya hanya penyesalan yang ia dapat. Tapi untuk menutupi penyesalahan itu. Ibunya kini selalu ia nomor satukan dan seorang dokter dan ahli bangunan gempa telah mempunyai sekolah yang khusus untuk anak-anak yang berbakat.
kita berhak punya mimpi dari sebuah keinginan yang lahir dari pribadi yang bisa disebut dengan apa yang namanya "cita". Kadang ketika berseteru bahkan berdebat keras untuk memperjuangkan apa yang kita sebut sebuah "cita", kita menjadi lemah tak berdaya, tak hayalnya seperti bunga mawar yang gagal mekar, tak kiranya seperti pohon yang cebol alias "bonsai". Sebuah impian yang sekali lagi harus terpendam untuk sebukit kebaikan . Bukankah kebaikan itu juga termasuk ibadah. Tapi kenapa harus berkorban pikiran?? kenapa juga harus berkorban raga meski jiwa kita berada di sebuah pulau dongeng. Mungkin dongeng seekor siput yang cerdas mengelabuhi seekor kancil??? atau mungkin dongeng kerajaan timun emas??? Namun, sebuah kisah bukanlah sebuah kebetulan. Semuanya telah tersusun rapi di kitab lauhul mahfuz. Tanpa kita sadari sebenarnya kegagalan adalah bentuk bahwasanya kita bukan lah orang gagal seperti itu. Tapi seharusnya menjadi orang yang sukses hanya saja kita belum mempunyai kepantasan untuk itu. Maka dari itu, mari pantaskan diri untuk menjadi pribadi yang sukses. Mimpi kita tetap bisa terwujud meski harus dengan sabar dan ikhlas. Jika memang semua demi kebaikan. Percayalah, suatu saat kita bisa membuat impian kita atau keinginan kita apa saja di langit Surga
Ia tangguh
Ia teladan
Ia Kehormatan
Ia sang pelindung
Manakala rasa sakit melanda, ia tersenyum
Manakala rasa cemas mengidap, ia tersenyum
Manakala konflik luar dunia, ia tersenyum
Senyuman itu tanda kesabaran nya pada si kecil
Hadirnya selalu disaat dibutuhkan
Kasihnya selalu membawa kedamaian
Cintanya yang nol karat selalu mengawetkan setiap kebahagiaan
Tak pernah lelah, tak kenal letih
Rembulan yang tampak bersinar di wajahnya
Bintang di malam hari pun tak ada apa-apanya
Bahkan kedamaian langit biru hanya secuil lukisan
Tak ada yang lebih indah dan cantik dari seorang ratu sejagad bagiku
IBU, engkaulah sang ratu pelindung jiwaku
Terimakasih IBU :)
Langganan:
Postingan
(Atom)