Sekapur Sirih
Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.
When I'm not working, I'm blogging :-)
Categories
Pengikut
Copyright
© 2014 by Mukti Yulianto.
Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.
Minggu, 21 Oktober 2012
Jakarta, Hepatoma (Karsinoma Hepatoseluler) atau kanker
hati primer yang diakibatkan dari sel-sel dalam hati sendiri biasanya
tidak menunjukkan gejala yang khas. Kadang-kadang hasil pemeriksaan
fungsi hati (SGOT dan SGPT) juga tidak terlalu banyak berubah.
Jika sudah menjelang parah, pasien biasanya hanya merasakan nyeri di perut dan berat badan terus turun. Lagi-lagi pasien mengira itu sakit perut biasa atau kecapekan.
Setelah dideteksi hepatoma, pasien biasanya menunjukkan hati yang mengeras dan sering ada benjol-benjol, limpamembesar, perut muncit, kencing seperti teh atau berwarna hitam, mata kuning, nyeri perut, mual, muntah dan tekanan darah turun.
Hepatoma merupakan kanker ganas yang menyebabkan kematian dalam kurun waktu 6 sampai 20 bulan. Kanker ini menjadi sangat mematikan karena banyak pasien yang tidak mengeluhkan gejala apa-apa pada saat stadium awal.
"Kebanyakan pasien kanker hati yang datang sudah stadium lanjut, yaitu stadium 3 atau 4 yang kemungkinan hidupnya sangat kecil," kata dr Unggul Budihusodo, SpPD-KGEH, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), saat dihubungi detikHealth, Senin (5/4/2010).
Menurut dr Unggul, kanker hati memang kadang-kadang tidak menunjukkan gejala apa-apa. Gejala yang umum dirasakan biasanya seperti pembengkakan kaki, sakit perut karena adanya pembengkakan, penurunan berat badan, dan demam.
Kasus kanker hati lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, dan merupakan kanker paling umum kelima pada pria dan kanker paling umum kedelapan pada wanita di seluruh dunia. Diperkirakan sekitar 560.000 kasus baru didiagnosa setiap tahun.
Seperti dilansir dari emedicine, penyebab kanker hati antara lain:
1. Sirosis hati (pengerasan hati)
Secara umum, sirosis manapun adalah faktor risiko utama untuk kanker hati. Sekitar 80 persen pasien dengan kanker hati sebelumnya telah didiagnosis sirosis hati.
2. Virus hepatitis B
Hepatisis B merupakan penyebab paling umum kanker hati di seluruh dunia. Virus hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati karena adanya kombinasi peradangan kronis dan integrasi genom virus ke dalam DNA pasien. Pasien hapatitis B dapat meningkatkan kasus kanker hari hingga 1000 kali lipat.
3. Virus Hepatitis C
Virus hepatitis C telah menjadi penyebab paling umum kanker hati di Jepang dan Eropa, dan juga bertanggung jawab atas meningkatnya kejadian kanker hati baru-baru ini di Amerika Serikat.
Risiko kanker hati seumur hidup dari pasien hepatitis C adalah 5 persen, dan terjadi setelah 30 tahun terinfeksi. Dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengobatan antiviral infeksi hepatitis C kronis dapat mengurangi risiko kanker hati secara signifikan.
4. Alkohol
Di Amerika Serikat, sekitar 30 persen kasus kanker hati dianggap berhubungan dengan konsumsi alkohol yang berlebihan. Pecinta alkohol yang minum lebih dari 80 g/d atau elbih dari 6 sampai 7 gelas per hari, dapat meningkatkan risiko kanker hati hingga 5 kali lipat.
Risiko kanker hati lebih besar terjadi setelah pasien berhenti minum alkohol, karena peminum berat tidak bertahan cukup lama untuk mengembangkan kanker.
5. Aflatoksin
Karsinogen hati ini adalah hasil dari kontaminasi jamur pada bahan makanan di Afrika dan Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi gen p53. Biasanya aflatoksin terdapat pada kacang-kacangan atau makanan yang disimpan dalam waktu lama.
6. Hemochromatosis
Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Pasien dengan hemochromatosis, meningkatkan risiko kanker hati sebesar 30 persen.
7. Komplikasi penyakit lain
Adanya komplikasi seperti sirosis empedu primer, steroid androgenik, kolangitis sclerosing primer, dan kontrasepsi oral dapat meningkat risiko kanker hati.
Obesitas dan diabetes juga terlibat sebagai faktor risiko untuk kanker hati, kemungkinan besar melalui pengembangan steatohepatitis nonalkohol atau nonalcoholic steatohepatitis (NASH).
"Karena terkadang kanker hati ini tidak menampakkan gejala apa-apa, maka sebaiknya lakukan pemeriksaan medis (cek up) secara rutin, terutama bagi penderita sirosis, hepatitis B dan C," kata dokter yang juga berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo ini.
Untuk kanker hati pada stadium awal, tindakan medis yang dapat dilakukan antara lain pemberian injeksi, imunisasi, atau pembedahan. Namun pada kenker hati stadium akhir (3 atau 4), yang bisa dilakukan hanya terapi target (menyerupai kemoterapi) dengan pemberian tablet oral (diminum).
Agar hati terawat biasakan hidup sehat seperti:
Jika sudah menjelang parah, pasien biasanya hanya merasakan nyeri di perut dan berat badan terus turun. Lagi-lagi pasien mengira itu sakit perut biasa atau kecapekan.
Setelah dideteksi hepatoma, pasien biasanya menunjukkan hati yang mengeras dan sering ada benjol-benjol, limpamembesar, perut muncit, kencing seperti teh atau berwarna hitam, mata kuning, nyeri perut, mual, muntah dan tekanan darah turun.
Hepatoma merupakan kanker ganas yang menyebabkan kematian dalam kurun waktu 6 sampai 20 bulan. Kanker ini menjadi sangat mematikan karena banyak pasien yang tidak mengeluhkan gejala apa-apa pada saat stadium awal.
"Kebanyakan pasien kanker hati yang datang sudah stadium lanjut, yaitu stadium 3 atau 4 yang kemungkinan hidupnya sangat kecil," kata dr Unggul Budihusodo, SpPD-KGEH, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), saat dihubungi detikHealth, Senin (5/4/2010).
Menurut dr Unggul, kanker hati memang kadang-kadang tidak menunjukkan gejala apa-apa. Gejala yang umum dirasakan biasanya seperti pembengkakan kaki, sakit perut karena adanya pembengkakan, penurunan berat badan, dan demam.
Kasus kanker hati lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, dan merupakan kanker paling umum kelima pada pria dan kanker paling umum kedelapan pada wanita di seluruh dunia. Diperkirakan sekitar 560.000 kasus baru didiagnosa setiap tahun.
Seperti dilansir dari emedicine, penyebab kanker hati antara lain:
1. Sirosis hati (pengerasan hati)
Secara umum, sirosis manapun adalah faktor risiko utama untuk kanker hati. Sekitar 80 persen pasien dengan kanker hati sebelumnya telah didiagnosis sirosis hati.
2. Virus hepatitis B
Hepatisis B merupakan penyebab paling umum kanker hati di seluruh dunia. Virus hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati karena adanya kombinasi peradangan kronis dan integrasi genom virus ke dalam DNA pasien. Pasien hapatitis B dapat meningkatkan kasus kanker hari hingga 1000 kali lipat.
3. Virus Hepatitis C
Virus hepatitis C telah menjadi penyebab paling umum kanker hati di Jepang dan Eropa, dan juga bertanggung jawab atas meningkatnya kejadian kanker hati baru-baru ini di Amerika Serikat.
Risiko kanker hati seumur hidup dari pasien hepatitis C adalah 5 persen, dan terjadi setelah 30 tahun terinfeksi. Dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengobatan antiviral infeksi hepatitis C kronis dapat mengurangi risiko kanker hati secara signifikan.
4. Alkohol
Di Amerika Serikat, sekitar 30 persen kasus kanker hati dianggap berhubungan dengan konsumsi alkohol yang berlebihan. Pecinta alkohol yang minum lebih dari 80 g/d atau elbih dari 6 sampai 7 gelas per hari, dapat meningkatkan risiko kanker hati hingga 5 kali lipat.
Risiko kanker hati lebih besar terjadi setelah pasien berhenti minum alkohol, karena peminum berat tidak bertahan cukup lama untuk mengembangkan kanker.
5. Aflatoksin
Karsinogen hati ini adalah hasil dari kontaminasi jamur pada bahan makanan di Afrika dan Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi gen p53. Biasanya aflatoksin terdapat pada kacang-kacangan atau makanan yang disimpan dalam waktu lama.
6. Hemochromatosis
Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Pasien dengan hemochromatosis, meningkatkan risiko kanker hati sebesar 30 persen.
7. Komplikasi penyakit lain
Adanya komplikasi seperti sirosis empedu primer, steroid androgenik, kolangitis sclerosing primer, dan kontrasepsi oral dapat meningkat risiko kanker hati.
Obesitas dan diabetes juga terlibat sebagai faktor risiko untuk kanker hati, kemungkinan besar melalui pengembangan steatohepatitis nonalkohol atau nonalcoholic steatohepatitis (NASH).
"Karena terkadang kanker hati ini tidak menampakkan gejala apa-apa, maka sebaiknya lakukan pemeriksaan medis (cek up) secara rutin, terutama bagi penderita sirosis, hepatitis B dan C," kata dokter yang juga berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo ini.
Untuk kanker hati pada stadium awal, tindakan medis yang dapat dilakukan antara lain pemberian injeksi, imunisasi, atau pembedahan. Namun pada kenker hati stadium akhir (3 atau 4), yang bisa dilakukan hanya terapi target (menyerupai kemoterapi) dengan pemberian tablet oral (diminum).
Agar hati terawat biasakan hidup sehat seperti:
- Tidur cukup
- Buang air teratur di pagi hari
- Jangan lewatkan makan pagi
- Hindari makanan olahan, bahan pengawet dan pemanis buatan
- Hindari konsumsi obat yang terlalu berlebihan
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar