Sekapur Sirih
Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.
When I'm not working, I'm blogging :-)
Categories
Pengikut
Copyright
© 2014 by Mukti Yulianto.
Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.
Sabtu, 26 Januari 2013
Cita-cita dan Kontribusiku sebagai Farmasis Masa Depan untuk Keluargaku, Almamaterku, Bangsaku dan Agamaku
By:
Mukti Tri Yulianto
Mahasiswa
Farmasi UII 2009
Farmasi adalah
salah satu bidang ilmu kesehatan yang menjurus pada keahlian membuat,
menyediakan obat sampai pada pelayanan obat dan informasi kepada pasien atau
masyarakat. Farnasi merupakan suatu wadah bagi mereka yang ingin ikut serta
dalam memberikan pelayanan dan membuat masyarakat hidup dalam arti kesehatan.
Menjadi Farmasis atau sebutan untuk lulusan Sarjana Farmasi tidak lah semudah
membalikkan tangan dan tidak semudah mempelajari sebuah pelajaran. Ketelitian dalam
menggali setiap ilmu dan mempelajarinya secara matang sangat diharuskan dalam
farmasi. Ini terkait bahwa Seorang Farmasis akan memberikan pelayanan terhadap
hidup dan mati pasien. JIka terdapat kesalahan dalam setiap pelayanan
kefarmasian maka bias berakibatkan fatal atau sering disebut mal-praktek.
Dewasa ini dunia
kefarmasian dari awalnya yang beroientasi pada drug-oriented sekarang berubah atau mengarah pada patient-oriented. Maksudnya adalah seorang farmasis
dituntut untuk lebih berperan aktif pada pelayanan kefarmasian langsung kepada
pasien berupa konseling dan informasi lainnya terkait dunia kesehatan. Jadi
selain menguasai bidang pembuatan obat, farmasis juga harus menguasai ilmu
konseling atau pelayanan kefarmasian seperti pemberian obat, informasi obat
sampai memastikan pasien bias menggunakan obat dengan obat sehingga terjadi
keefektifan antara farmasis dengan pasien. Ini dibuktikan pada Negara maju
seperti USA dan Inggris bahwa di Negara itu berkat pelayanan farmasis nya
terhadap pasien dengan baik dan benar hamper warganya keseluruhan dikatakan
sehat. Ini membuat nilai plus dari masyarakat kepada para farmasis yang secara
professional bias melayani dengan bagus.
Di Inonesia,
pelayanan informasi obat kepada pasien memang tergolong belum sehebat
dinegara-negara lain. Namun, di DIY sendiri setidaknya sudah beberapa instansi
kesehatan yang sudah melakukan dengan bagus.
Dulu, saya tak
begitu mengerti apa itu farmasi dan seperti apa profesinya karena maklum selama
hidup belum pernah bertemu dengan soerang farmasis walaupun mungkin tanpa
sengaja sudah bertemu. Mungkin hamper sama dengan rekan-rekan angkatan yang
lain dimana UII adalah pilihan kedua setelah pilihan pertama yaitu universitas
negeri. Bicara masalah jurusan, bukan Farmasi yang menjadi tujuan saya pertama
dan sebetulnya bingung mau menjelaskannya.
“Terkadang kita
harus membuat janji kepada “realitas” bahwa sebuah kenyataan tidak harus
membuat masa depan untuk diri sendiri tapi untuk orang-orang yang kita sayangi
dan menyayangi kita”
Pada akhirnya
dengan terpaksa karena sudah setahun menganggur selepas selesai SMA, saya
memilih farmasi menjadi kisah menarik pda kehidupan selanjutnya. Di tahun
pertama, saya masih kesulitan belajar di farmasi karena basic kimia saya yang
kurang tapi karena kesungguhan dengan terpaksa kimia berhasil menarik perhatian
saya untuk mengenal jauh lebih dekat. Di awal-awal kuliah bisa dibilang belum
ada keseriusan kecuali terpaksa. Ini yang menjadi penyebab nilai-nilai saya
kurang memuaskan. Dan ini berulang kali terjadi sampai hamper mendekati 2
tahun. Saya cukup aktif di organisasi kampus dari kepanitiaan anggota sampai
menjadi ketua SC dan masuk LEM fakultas menjadi sebuah cerita dan kebanggaan
tersendiri bagi saya. Disisi lain akademik saya kurang bagus. Kesadaran itu
akan keseriusan baru ada ketika memasuki tahun ketiga difarmasi.
Kisah diatas
adalah kisah sebelum saya mengakui diri saya adalah mahasiswa farmasi. Baru
setelah tahun ketiga saya mengakui mahasiswa farmasi. Bahkan saya sempat
terpaksa mengambil cuti pada semester 6 yang membuat saya terpaksa harus sedikit
menunda kelulusan saya. Disisi lain hati saya sedih tapi saya merasa
ada skenario yang indah dari sang maha Adil :D…. dan sejak cuti itu saya
memperoleh banyak kisah yang religius. Saya merasa cuti ini adalah suatu cara
Alloh untuk memudahkan jalan hidup saya meski tidak semudah yang oranglain
lihat. Saya telah meyakini bahwa “dibalik kesusahan ada kemudahan”. Dari ujian
ini saya lebih tersenyum dan kuat menghadapi permasalahan dunia ini. Dan ini
adalah anugerah besar yang saya peroleh dan menjadi antibiotik dalam melawan
bakteri permasalahan apapun di dunia ini.
Farmasi atau
menjadi seorang Farmasi sangat mulia sekali karena secara tidak langsung setiap
kita bekerja sekaligus membantu sesama yang mebutuhkan bantuan kita terkait
permasalahan kesehatan. Farmasi adalah tentang bagaimana saya bisa memberikan
kontribusi nyata kepada masyarakat lewat pelayanan informasi obat. Ketika kita
memberikan pelayanan atau informasi terkait obat maka bagi saya ini merupakan
bentuk dakwah kita terkait kesehatan. Dalam Al-Qur’an dan Hadist menjelaskan :
''Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman'' (QS:Yunus 57).
Dari Jabir
bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Setiap
penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka
dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Maka disini
peran Farmasis adalah memberikan, menentukan dan melayani obat yang sesuai
dengan penyakitnya agar pasien bias sembuh dan tentunya semuanya atas seizin
Alloh.
Kini
ketertarikan saya menjadi farmasis adalah ingin mendakwahkan sebuah dalil-dalil
diatas ke dalam kehidupan saya baik untuk keluarga maupun kepada bangsa dan
Negara. Itu semua tak lepas pada almamater saya UII yang telah membantu dan
mendorong saya untuk mengenal dan mendalami ilmu Farmasi untuk dunia masa depan
nantinya.
Rasa syukur
karena dapat terlahir dan hidup di dunia ini adalah hal yang luar biasa
nikmatnya. Merasakan pendidikan formal dari SD sampai SMP dalam lingkungan
nasionalis di tempat kelahiran saya di Prambanan, Klaten adalah anugerah.
Apalagi sempat tinggal dan hidup dalam perkampungan pendidikan berbasis islam
sebut saja Pondok Modern adalah hal yang sangat istimewa karena mendapat
pelajaran hidup bernuansa islami seperti kesederhanaan dan keikhlasan selalu
saya usahakan tertata rapi dalam kehidupan. Hal yang masih saya ingat dari Kyai
saya adalah pesan nasehatnya kepada saya bahwa hidup secara islami tidak harus
dengan selalu mengajarkan ilmu agama islam tapi dengan hidup yang bias mengamalkan
dan mcmperbaiki dunia yang tak lepas dengan gaya hidup islami yaitu, KEIKHLASAN, KESEDERHANAAN, BERDIKARI,
UKHUWWAH ISLAMIYAH serta BERPENGETAHUAN LUAS. Ini menjadikan pilihan Farmasi
pada kehidupan saya adalah agar saya bias menjalinkan ukhuwah lewat pelayanan
kefarmasian yang baik dan benar tentunya dengan tidak menodai suatu profesi ini
dengan melanggar pedoman hidup Islam. Pelayanan Kefarmasian adalah bentuk
dakwah saya suatu saat nanti jika Alloh berkehendak.
Perjuangan.
Adalah sebuah dasar tatanan bangunan rumah yang akan kokoh karena perjuangan
dalam menuntut ilmu baik ilmu eksak maupun ilmu kehidupan. Beberapa tahun ini
saya telah mengalami masa kehidupan yang sangat sulit dalam hidup ini yang
membuat saya harus bersabar baik dalam kehidupan maupun bersabar dalam dunia
akademik karena sebuah cuti. Cuti adalah sebuah proses kejatuhan moral tapi
cuti juga merupakan cara Alloh untuk mendorong manusia untuk bias lebih kokoh
membangun pondasi. Kenapa cuti disini saya tuliskan. Karena dari cuti ini lahir
sebuah perahu layar yang membawa saya ke dunia yang ternyata penuh dengan
sebuah pulau kejutan. Banyak pengalaman menarik selama saya cuti kuliah yaitu
mengajar. Ini adalah mimpi saya sekaligus nasehat kyai saya dulu bahwa orang
besar adalah orang yang mampu mengajarkan ilmunya ke oranglain atau masyarakat.
Kehidupan saya juga lebih mudah dan lebih ringan meski permasahan sering datang
karena saya sudah menemukan obatnya yaitu kesabaran dan keikhlasan. Dan saya
menjadi semangat dan percaya bahwa Alloh sedang memberikan jalan kemudahannya
lewat cobaanNya. Seseorang akan lebih mudah berdiri dan berdiri dengan
kokoh ketika ia terjatuh atau terperosok ke jurang. Sebuah cobaan adalah
layaknya sebuah ujian kehidupan dari Alloh untuk meningkatkan kelas pada
seseorang tersebut. Bagi siapa yang ikhlas dan sabar menerimanya, ialah
termasuk orang hebat dan pantas untuk sukses. Mimpi saya adalah terbang ke
EROPA. Bukan untuk sekedar jalan-jalan tapi meneruskan pendidikan kuliah.
Klinik dan komunitas adalah bidang khusus dalam Farmasi yang ingin saya geluti.
Saya memilih EROPA khususnya Inggris karena di Negara maju itu Farmasi sudah
maju baik pendidikan maupun praktek nya. Ini yang menjadikan alasan saya untuk
terbang kesana. Mungkin jika tidak cuti kemaren, saya tak ka nada kemauan
tinggi untuk bias belajar ke luar negeri. Dari pengalaman itu, saya semakin
tinggi dan percaya unuk bermimpi dan bercita-cita untuk mencari ilmu di negeri
kerajaan Inggris. Saya bertekad dan berani bermimpi karena saya mempunyai Alloh
dan Alloh bersama saya jika saya mau berusaha.
Dan proses itu
kini sedang saya lakukan. Dan suatu kenikmatan bisa duduk dibangku kuliah
Farmasi UII dan bertemu dengan para dosen yang hebat dan mampu menginspirasi
mahasiswanya untul dapat melangkah maju lebih hebat mengejar mimpi-mimpinya
yang berupa kabaikan. Langkah awal yang saya lakukan adalah dengan memperbaiki
cara belajar dan cara berpikir dalam mendalami ilmu Farmasi. Mungkin saya bukan
anak orang kaya yang bisa masuk ke perguruan tinggi dimanapun dan dinegara
manapun tapi saya bertekad ke luar negeri dengan beassiswa, ya hanya dengan
beasiswa dan saya percaya karena sya masih punya Alloh dalam kehidupan saya.
Selain itu selama sisa kuliah di sarjana farmasi ini, bahasa inggris harus saya
perbaiki dan saya tingkatkan. Berbagai informasi dan tips mencari beasiswa
pascasarjana Farmasi saya cari untuk menambah kemungkinan saya untuk
mendapatkan sebuah beasiswa itu. Hanya dengan beasiswa saja saya bisa mengambil
atau meneruskan kuliah saya karena tidak ingin membebani orangtua lagi. Saya
sangat percaya diri tentang beasiswa ini terkait banyaknya tawaran dari luar
negeri yang tentunya dengan persyaratan yang harus dipenuhi seperti indeks
prestasi. Dari ilmu yang saya dapat, ingin rasanya memajukan dunia kefarmasian
Indonesia bidang klinik dan komunitas suatu saat. Semoga pada akhirnya saya
bisa kembali mengajarkan ilmu saya kepada almamater saya UII, masyarakat dan
berperan aktif di masyarakat serta dapat membangun keluarga yang bernuasansa
medis yang islami.
UK, I’m coming
soon
Man Jadda Wajada
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
bismillah,, semoga allah memberi kemudahan jalan untuk para farmasis ya... *amiiinn
BalasHapusDina : aminnn ya Rabb :-)
BalasHapus