Sekapur Sirih
Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.
When I'm not working, I'm blogging :-)
Archive
-
▼
2012
(81)
-
▼
September
(31)
- 8 (Eight) Star of Pharmacist - 8 Bintang Kefarmasian
- Senandung ayat di pagi hari
- Bahan KULIAH Semester 3 dan 5
- Bintang Kejora Dalam Pangkuan Senja
- Materi Perkuliahan Semester 7 FARMASI UII
- Mahasiswa adalah Cahaya
- Materi Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
- Jejas: Definisi, Etiologi, dan Jenisnya
- Jarak (Jauh) Bukan Masalah
- Teguhkanlah Hati
- Pagi Yang Sebening
- PARAMETER HATI YANG SUCI
- Waspadai Kelebihan Dosis Parasetamol
- Romantisnya Rasulullah SAW
- Rasulullah dan Jeruk Limau
- Cara Membuat Link Download di Blog
- Pagar Sepiring Nasi
- Realita Kejadian WTC Tersirat dalam Al-Qur’an
- Hikayat Sang Pohon Cantik
- Gampang Capek Bisa Dipicu 4 Penyakit Ini
- Malam, Bulan yang merenung
- Cerita Pagi ”Jangan Merasa Diri Paling Shaleh”
- Lagu hymne Oh Pondokku
- "Legenda Candi Prambanan"
- Taman Wisata Candi Prambanan
- Pagi, mengejar TANAH IMPIAN
- Tersenyumlah Saat Anda Merasa Stres
- Habis Stres, Otak Bisa Pulih Sendiri Lho!
- Dalam Lelah ku Berdoa
- Melly Feat Amee - Ketika Cinta Bertasbih (HD)
-
▼
September
(31)
Categories
Pengikut
Copyright
© 2014 by Mukti Yulianto.
Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.
Kamis, 27 September 2012
1. Leader
Farmasis harus memiliki karakter seorang pemimpin.
Kepemimpinan sangat berkaitan dengan kesadaran akan arti diri, dan penetapan tujuan bersama. Bagaimana membawa kelompok yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama.
2. Decision Maker
Farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan bijak, tepat dan cepat.
Pengambilan keputusan memerlukan kemampuan untuk memahami persoalan dengan utuh, menentukan keputusan di antara pilihan-pilihan, serta ketegasan setelah menetapkan keputusan. Di tengah-tengah situasi genting, dengan banyak alternatif, farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan baik.
3. Communicator
Farmasis harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik harus mencakup perkataan yang jelas dan ringkas. Memberikan konsultasi, informasi dan edukasi dengan cara yang bijak. Salah satu kemampuan komunikasi yang penting adalah kemampuan mendengar. Mendengar untuk mengerti, mengerti kondisi pasien sepenuhnya.
4. Teacher
Farmasis harus mendidik calon farmasis atau farmasis muda.
Pembinaan pada penerus harus terus dilakukan. Regenerasi profesi farmasi adalah sesuatu yang harus berjalan. Bagaimana membimbing dan mengarahkan calon farmasis dalam mengembangkan diri.
5. Long Life Learner
Farmasis harus senantiasa mengembangkan sikap mencari ilmu sepanjang hayat.
Mengikuti perkembangan ilmu kefarmasian. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Semangat untuk terus belajar seumur hidup.
6. Care Giver
Farmasis harus memberikan pelayanan dan perhatian kepada sesama.
Mengembangkan sikap altruis dalam menjalankan profesi. Meningkatkan Quality of Life masyarakat. Mengedepankan aspek sosial daripada aspek bisnis dalam berprofesi.
7. Manager
Farmasis harus memiliki kemampuan manajerial yang baik dalam mengelola beragam sumber daya yang tersedia.
Bagaimana menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan potensinya. Bagaimana mengatur perencanaan pengadaan inventaris. Bagaimana mengatur skala prioritas dalam pengaturan jadwal kegiatan.
8. Researcher
Seorang farmasis harus dapat menerapkan sikap meneliti dan mengembangkan pengetahuan kea rah yang lebih baik.
Menjadi seorang farmasis terutama dibidang Klinik dan Komunitas dewasa ini mempunyai peranan penting keterkaitan perubahan perspektif dari drug oriented ke patien oriented. Harus ada perjuangan dan pengorbanan menjadi ahli kesehatan khusunya pelayanan kefarmasian demi kesehatan masyarakat dan bentuk pengabdian kepada Alloh SWT. Membantu dan menolong masyarakat termasuk salah satu ibadah yang harus dilakukan setiap Manusia kepada sesamanya.
Farmasis harus memiliki karakter seorang pemimpin.
Kepemimpinan sangat berkaitan dengan kesadaran akan arti diri, dan penetapan tujuan bersama. Bagaimana membawa kelompok yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama.
2. Decision Maker
Farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan bijak, tepat dan cepat.
Pengambilan keputusan memerlukan kemampuan untuk memahami persoalan dengan utuh, menentukan keputusan di antara pilihan-pilihan, serta ketegasan setelah menetapkan keputusan. Di tengah-tengah situasi genting, dengan banyak alternatif, farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan baik.
3. Communicator
Farmasis harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik harus mencakup perkataan yang jelas dan ringkas. Memberikan konsultasi, informasi dan edukasi dengan cara yang bijak. Salah satu kemampuan komunikasi yang penting adalah kemampuan mendengar. Mendengar untuk mengerti, mengerti kondisi pasien sepenuhnya.
4. Teacher
Farmasis harus mendidik calon farmasis atau farmasis muda.
Pembinaan pada penerus harus terus dilakukan. Regenerasi profesi farmasi adalah sesuatu yang harus berjalan. Bagaimana membimbing dan mengarahkan calon farmasis dalam mengembangkan diri.
5. Long Life Learner
Farmasis harus senantiasa mengembangkan sikap mencari ilmu sepanjang hayat.
Mengikuti perkembangan ilmu kefarmasian. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Semangat untuk terus belajar seumur hidup.
6. Care Giver
Farmasis harus memberikan pelayanan dan perhatian kepada sesama.
Mengembangkan sikap altruis dalam menjalankan profesi. Meningkatkan Quality of Life masyarakat. Mengedepankan aspek sosial daripada aspek bisnis dalam berprofesi.
7. Manager
Farmasis harus memiliki kemampuan manajerial yang baik dalam mengelola beragam sumber daya yang tersedia.
Bagaimana menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan potensinya. Bagaimana mengatur perencanaan pengadaan inventaris. Bagaimana mengatur skala prioritas dalam pengaturan jadwal kegiatan.
8. Researcher
Seorang farmasis harus dapat menerapkan sikap meneliti dan mengembangkan pengetahuan kea rah yang lebih baik.
Menjadi seorang farmasis terutama dibidang Klinik dan Komunitas dewasa ini mempunyai peranan penting keterkaitan perubahan perspektif dari drug oriented ke patien oriented. Harus ada perjuangan dan pengorbanan menjadi ahli kesehatan khusunya pelayanan kefarmasian demi kesehatan masyarakat dan bentuk pengabdian kepada Alloh SWT. Membantu dan menolong masyarakat termasuk salah satu ibadah yang harus dilakukan setiap Manusia kepada sesamanya.
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar