Sekapur Sirih

Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.

When I'm not working, I'm blogging :-)

Follow Me

Subscribeto blog
Follow me onTwitter
Add myFacebook

Pengikut

Copyright


© 2014 by Mukti Yulianto.

Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.

Senin, 29 Oktober 2012
Mungkin ini hanya sampah. Mungkin ini hanya semacam kertas kosong belaka. Ada satu yang pasti. Sebuah kisah yang mengukir kayu. Ketika hampa dan harapan terngiang di langit biru. Tertulis sebuah goretan penuh warna. Yang tak akan lekang oleh waktu. Sebuah mimpi yang akan mengubah karakter dan jati diri. BersamaNya, sebuah asa kan di rajut menjadi sebuah kain. Kain yang akan menghiasi awan dengan sulaman seorang malaikat. Dia merangkak. Dia berlari. Dia berdiri. Hanya kedua kaki yang beranjak menginjaki bebatuan kecil. Rumput liar yang terhempas ditengah lautan pasir berbatu. Pepohonan yang kian habis terbakar. Hitam dan Suram. Ingin ku teriakkan. Ingin ku pecahkan. Biarkan saja hingga bingar. Ku lari ke hutan, hutan pun menghilang. Lemparkan ku ke arah jurang. Jurang diantara tebing yang terjal. Tertatih-tatih ku dalam sebuah pencarian. Perjuangan melawan badai angin selatan. Mungkin ratu kidul yang menari-nari atau Paus yang mengamuk. Sepi ku selami. Gelap ku jamahi. Lalu datanglah malaikat ke dalam sisi iblis penghadang sinar. Bercahaya. langit itu berubah terang karena bintang-bintang yang dibawa malaikat. Jalan ku lalui penuh semangat. Ketika rimbun nya kayu kering menghalang. Tak goyahku menerjang nya. Karena malaikat itu selalu menjadi cahaya obor nya dalam mencari jalan. Jalan yang akan membawa ke sebuah puncak. Atau mungkin bisa membawa keduanya ke arah jalinan kisah tercurah dalam ukiran batu. Adalah prasasti batu yang akan membuat sebuah kenangan. Kenangan yang tak akan terlupakan karena api obor nya. Api obor itu telah menjadi satu-satunya pencahayaan. Dan ketika itu, berjatuhlah bintang-bintang di langit di malam yang sepi. Seakan ikut menari-nari menyongsong sebuah harapan baru. Saat itu juga ku tetap menunggu dan merindu BINTANG JATUH.....





0 komentar: