Sekapur Sirih

Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.

When I'm not working, I'm blogging :-)

Follow Me

Subscribeto blog
Follow me onTwitter
Add myFacebook

Pengikut

Copyright


© 2014 by Mukti Yulianto.

Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.

Rabu, 21 Mei 2014

Rabu, 11 September 2013
Sekitar pukul 07.00 kita berdiskusi kembali, ada beberapa yang nekat tetap melanjutkan tapi sekali aku katakana, bagaimana caranya makan jika tidak ada alat masak. Doa kami pun terjawab, ada penduduk lokal yang bersedia meminjam alat masaknya meski sudah hitam karena terbakar. Alhamdulillah akhirnya kami bisa melanjutkan perjalanan.


Setelah selesai makan, kita memulai packing barang dan tenda yang semalem dipakai buat tidur karena dari sini kita melanjutkan pendakian menuju pos terakhir untuk nge-camp yaitu pos kalimati. Dari peraturan sebenarnya ini pos terakhir yang diperbolehkan karena setelah jika melewati pos ini bisa disebut pelanggaran, namun bukan berarti mendapat hukuman. Hanya saja, kita sendiri yang bertanggung jawab untuk diri kita sendiri. Setelah packing, tak lupa kami mengabadikan momen terlebih dahulu yaitu foto bersama dengan background bukit cinta seperti dibawah ini


Ada mitos jika kita mampu menanjaki bukit cinta tanpa menoleh ke belakang, seseorang yang kita pikirkan akan menjadi pasangan kita :D ... bukan maksud percaya tapi hampir semua dari kami menanjak penuh semangat terutama aku hahaha...... kenapa disebut bukit cinta karena pundak bukit itu tampak seperti bagian bentuk lambang cinta.


Setelah sampai dipuncak bukit,akan melewati jalanan turun yang cukup ekstrim tapi ada juga jalain yang lebih landai tapi sedikit lebih jauh yaitu berada disebelah kiri. Dari sini kita ketemu padang rumput yang begitu eksotis, biasa dinamakan oro-oro ombo karena berbentuk taman yang lebar penuh rerumputan dan bunga edelweiss dan bunga ungu seperti lavender (lupa namanya). Namun, sayang waktu kami kesini bunga nya sedang kekeringan karena waktu adalah pertengahan musim kemarau. Beda nya antara musim hujan dengan musim kemarau adalah musim hujan, suhu waktu malam tidak begitu dingin tapi musim kemarau suhu malam akan sangat dingin sekali jadi harus diperhatikan pakaian yang dipakai. Sekitar pukul 10.00 kita sampai di pos cemoro sewu, disini hanya isitrahat sebentar saja. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju pos kalimati. Hampir 4—5 jam perjalanan dan jalur disini akan sedikit menanjak tidak seperti sebelumnya dengan terik matahari hingga kami beberapa waktu harus beristirahat. Sampai pos kalimati sekitar jam 2 atau 3 sore (agak lupa). Disini kami mendirikan tenda, dari sini puncak mahameru sudah kelihatan berdiri megahnya. Pos kalimati merupak tanah yang sangat luas penuh rerumputan dan masih terdapat pohon-pohon yang rindang. Di pos ini juga terdapat mata air terakhir yang berada di sungai di bawah nya. Peralatan masak pun mulai dikeluarkan dan tenda mulai didirikan. Beberapa dari kami langsung istirahat, ada yang mengabadikan foto dan ada yang ingin mandi di mata air. Pertama ku pikir mata air hanya ada di bawah tak jauh dari tempat camp kami, namun ternyata jauh sekali mengikuti sungai yang sangat kering bahkan Cuma tampak seperti lembah saja. Setelah makan siap disantap, kami makan bersama sambil berdiskusi jam berapa kita akan naik atau muncak. Dari sini menuju puncak adalah jalur pendakian yang sebenarnya tidak boleh membawa beban yang berat karena akan membahayakan. Berbekal minuman dan pakaian aman sudah cukup untuk menanjaki puncak tertinggi di pulau jawa ini. Setelah sholat maghrib beberapa dari kami sudah mulai tidur karena dari hasil diskusi perjalanan selanjutnya akan dimulai pukul 23.00 malam.



Alarm berbunyi !!! satu persatu dari kami mulai bangun. Ketika keluar dari tenda, waw dinginnya luar biasa tapi jika kita tetap didalam tenda justru akan semakin dingin. Makanya ku paksakan keluar supaya badan beradaptasi dengan suhu alam. Saya menyarankan ketika perjalanan sebaiknya tak perlu memakai jaket karena tubuh akan mengeluarkan suhu panas tubuh ketika kita berjalan, semakin menanjak tubuh akan semakin panas. Disamping itu akan menghemat persediaan pakaian jika kita kedinginan waktu tidur. Hampir semua rombongan para pendaki mulai bangun dan memulai pendakian  agar bisa mengejar sunrise di puncak mahameru. Sekitar pukul 01.00 kita sampai di pos arcopodo, disini sebetulnya tempat yang bisa dipakai untuk mendirikan tenda tapi rawan longsor dan cukup berat jika membawa carrier menuju pos ini. Ya ini merupakan pos terakhir yang bisa dipakai untuk mendirikan tenda. Setelah dari sini perjalanan mulai menanjak keras, ya ini lah pendakian yang sebenarnya karena tanda berupa pasir dan debu berterbangan dimana-mana sehingga wajib menggunakan masker dan kalau bisa memaki kacamata google.


Dari arcopodo ada tiga orang dari rombongan kami memtuskan untuk kembali ke tenda karena alas an kuat dan sebetulnya 2 orang ini awalnya hanya memutuskan berhenti di kalimati saja tapi dorongan ku akhirnya mereka bersemangat mencoba melanjutkan sampai puncak tapi kandas di arcopodo dan harus kembali ke tenda. 3 orang itu termasuk aku sendiri karena bagaimana tidak mungki ku biarkan 2 cewek cantik ini turun sendiri., tanggung jawab brooo... sebetulnya aku ada niat setelah sampai mengantarkan mereka akan kembali naik, tapi pupus ditengah jalan. Maaf, ini bukan sekedar pengecut yang tidak berani naik kembali sendiri. Bukan sendiri dan sendirian yang ku takutkan tapi karena air minum, ya air minum yang tak ada lagi untuk dibawa ke atas.  Hanya tinggal 1 botol dan itu untuk mereka yang di tenda. Menaiki puncak mahameru bukan sekedar tekad yang bulat tapi harus savety jika tidak membawa air yang cukup itu sama saja membawa diri sendiri ke jurang kematian. Di sana hanya ada pasir dan kerikil ditambah panas terik matahari. Jika dehidrasi, ya tau sendiri apa akibatnya. Berjam-jam langkah kita akan melalui jalan yang terjal dan berpasir tidak ada kehidupan diperjalanan ini kecuali manusia yang ikut mendaki.  

Kamis, 12 September 2013
Ditenda aku pun tidur, hingga sekitar pukul 05.00 ada temen yang sudah sampai tenda, yaitu Dida, dan ternyata gagal. Selang kemudian Reza juga sampai camp dengan alasan yang sama karena kehabisan air dan ketinggalan jauh. Sejam kemudian Purna turun sendiri dengan muka yang tidak bersahabat seperti menahan sakit, ya dia gagal juga padahal sudah hampir sampai katanya tapi sesak napas waktu disana. Hemmm,,, mungkin bagi yang membaca blog ini bisa dipikir bagaimana perjalanan berat itu. Bukan hanya beberapa dari kami yang gagal tapi puluhan rombongan lain juga merasakan hal yang sama. Rata-rata mereka mengatakan sesak napas, kehabisan air dan tidak kuat. Ada perasaan khawatir pada benak saya bagaimana kabar andre dan tyas? Mereka berdua tidak membawa air minum. Berjam-jam kami tunggu tapi tak kunjunga tampak batang hidungnya. Akhirnya tampak dari kejauhan mereka berdua berjalan. Alhamdulillah, masih hidup ternyata.


Kami putuskan untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan pulang. setelah tubuh mulai segar dan makanan sudah masuk ke badan masing-masing, kami mulai packing. Perjalanan dari sini tidak lagi berat karena rata-rata jalanan adalah turunan jadi perjalan pulang akan semakin cepat. Meski tak sampai puncak tapi tidak apa-apa suatu saat bisa kembali kesini.


Perjalanan penuh canda tawa menghiasai, seperti tak rela meninggalkan tempat indah ini. Sesampai di oro-oro ombo kami bertemu pendaki yang sedang mengambil gambar. Mereka bertanya apakah langsung segera menuju ranupane atau ngecamp dulu di ranukumbolo., tapi kami jawab nanti diputuskan ketika sampai di ranum kumbolo yang tidak berada jauh dari oro-oro ombo ini. Dia sempat memberikan saran agar melewati jalan pintas yang lebih cepat jika ingin sampai basecamp sebelum malam karena waktu itu sudah mendekati waktu ashar. Sesampai di ranu kumbolo, aku sholat duhur dan ashar. Akhirnya keputusan kami adalah sampai basecamp karena beberapa dari kami sudah sangat lelah. namun, tak keren jika belum mengabadikan foto di ranu kumbolo bersama dulu hehe

ini Purna, alhamdulillah hampir sampai puncak. Beginilah track nya

Dengan bantuan penduduk lokal, kami mengikuti arahan mereka melawati jalan pintas lewat jalur ayak-ayakan atau gunung ayak-ayakan. Awal kami kira perjalanan ini lebih enak dan lebih cepat dari jalur utama tapi ternyata kami seperti tertipu oleh orang yang menyarankan tadi. Jalur alternatif sangat berat bahkan ada dari kami yang sedikit sesak napas. Aku pun berkata pada andre dan reza bahwa menyesal mengambil jalur ini. berharap cepat sampai basecamp tapi justru lama karena harus berhenti disetiap waktu karena terlalu berat. Aku sangat tidak menyarankan melewati jalur ini. ya sebetulnya rencana kami sebelumnya adalah menginap semalam di ranu kumbolo tapi kondisi kami yang tidak memungkinkan disamping tidak membawa peralatan masa lengkap dan persediaan makanan yang semakin menipis. Tiba di basecamp sekitar waktu maghrib. Melihat kondisi akhirnya kami memutuskan lebih baik isitirahat saja di basecamp mbak Nur di pasar tumpang. Disana kami bisa menginap di rumahnya dan juga lebih nyaman disamping bisa membeli makanan sesukai hati.  Kami tiba di rumah mbak Nur menggunakan truk terbuka dengan harga 35 ribu sekitar pukul 21.00. Alhamdulillah masih ada tempat buat kami untuk beristirahat dan diijinkan oleh pemilik rumah. Aku heran kog ada orang sebaik mbak Nur yang rela rumahnya dijadikan tempat peristirahatan gratis. Disini kita bisa memesan truk dari mbak Nur dan juga angkot untuk berangkat menuju stasiun kota malang. Sebetulnya kami masih bingung bagaimana kita esok hari karena jadwal kereta masih sabtu. Ada yang bilang bagaimana kalao jumat berkeliling kota malang lalu menginap di stasiun malang.


Jumat, 13 september 2013

Pukul 05.00 pagi kami bangun, ada yang masih tidur. Ada yang bergegas mandi dan ada yang kelaperan. Namun, pucuk dicinta ulam pun tiba, kawan kami yang tidak jadi ikut naik Silvia menghubungi salahsatu dari kami menanyakan kabar dan kapan balik. Mungkin karena dia kasihan kepada kami akhirnya mengajak kami untuk pergi berlibur ke pulau sempu. Sungguh bahagianya mendengarkan kabar itu, gagal muncak tapi mendapatkan hadiah ke sempu dan tentunya bisa menginap semalam dirumah Silvia, terimakasih sekali atas bantuan dan hadiah istimewa nya Silvia.

Dan dibawah ini adalah kami di pulau sempu


nah, yang berbaju merah muda itu yang namanya Silvia


Sabtu, 14 september 2013
Setelah bermalam dari rumah Silvia kami menuju stasiun kota malang diantar oleh Ayahnya Silvia dan Silvia. Pukul 08.00 wib adalah waktu dimana kami berangkat
ke kota jogja menggunakan kereta malioboro ekspres. Pokoknya terimakasih Silvia atas kebaikan keluargamu dan terimakasih pulau Sempu telah mengobati kegalauanku.



Berikut anggaran perjalanan ke gunung semeru dari jogja (2013)

Logistik  dll : 100.000
Kereta api ekonomi : 80.000 (berangkat) 100.000 (pulang)
Angkot ke pasar tumpang : 15.000
Truk ke Ranupane : 35.000
Tiket masuk  (terbaru):        

                    
Untuk logistik, aku sedikit merenovasi untuk ke depannya (saran juga)
Roti tawar, sosis gepeng, saus, kecap, kornet, jagung manis, susu, roti isi, ekxtra joss, fatigon spirit, beras (sekali makan saja), mie dll tapi aku lebih suka makan jagung manis saja nanti

2 komentar: