Sekapur Sirih
Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.
When I'm not working, I'm blogging :-)
Archive
-
▼
2012
(81)
-
▼
September
(31)
- 8 (Eight) Star of Pharmacist - 8 Bintang Kefarmasian
- Senandung ayat di pagi hari
- Bahan KULIAH Semester 3 dan 5
- Bintang Kejora Dalam Pangkuan Senja
- Materi Perkuliahan Semester 7 FARMASI UII
- Mahasiswa adalah Cahaya
- Materi Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
- Jejas: Definisi, Etiologi, dan Jenisnya
- Jarak (Jauh) Bukan Masalah
- Teguhkanlah Hati
- Pagi Yang Sebening
- PARAMETER HATI YANG SUCI
- Waspadai Kelebihan Dosis Parasetamol
- Romantisnya Rasulullah SAW
- Rasulullah dan Jeruk Limau
- Cara Membuat Link Download di Blog
- Pagar Sepiring Nasi
- Realita Kejadian WTC Tersirat dalam Al-Qur’an
- Hikayat Sang Pohon Cantik
- Gampang Capek Bisa Dipicu 4 Penyakit Ini
- Malam, Bulan yang merenung
- Cerita Pagi ”Jangan Merasa Diri Paling Shaleh”
- Lagu hymne Oh Pondokku
- "Legenda Candi Prambanan"
- Taman Wisata Candi Prambanan
- Pagi, mengejar TANAH IMPIAN
- Tersenyumlah Saat Anda Merasa Stres
- Habis Stres, Otak Bisa Pulih Sendiri Lho!
- Dalam Lelah ku Berdoa
- Melly Feat Amee - Ketika Cinta Bertasbih (HD)
-
▼
September
(31)
Categories
Pengikut
Copyright
© 2014 by Mukti Yulianto.
Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.
Selasa, 04 September 2012
Semua orang juga tahu stres itu tak baik untuk kesehatan tapi tak banyak
yang tahu seberapa besar bahaya gangguan mental tersebut terhadap
kondisi otak seseorang.
Tapi sebuah studi dari Belanda menunjukkan bahwa meski stres akan merusak fungsi otak seseorang namun seiring dengan berjalannya waktu, otak akan pulih dengan sendirinya.
Kesimpulan ini didapat setelah tim peneliti berkesempatan mengamati 33 tentara Belanda yang tengah menjalankan tugas militer ke Afghanistan selama 4 bulan.
Kebetulan operasi ke Afghanistan ini merupakan penugasan militer pertama mereka sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian di bawah NATO. Peneliti membandingkan mereka dengan 26 tentara yang belum pernah dikirim ke operasi militer manapun.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa para tentara yang dikirim ke Afghanistan mengalami gangguan fungsi dan struktur pada otaknya.
Namun situasi medan konflik yang mencekam, termasuk berondongan tembakan dari musuh dan tekanan pertempuran lainnya tampaknya tak memperburuk gejala stresnya.
Bahkan peneliti mengaku tak menemukan perbedaan gejala gangguan stres pasca trauma, kecemasan dan kondisi mood antara tentara yang ditugaskan ke medan perang dengan tentara yang belum pernah mendapatkan kesempatan itu.
"Meski ada sejumlah perubahan, kondisi ini tak dapat diartikan sebagai gangguan performa otak," terang Guido van Wingen dari Brain Imaging Center di Amsterdam yang memimpin studi ini.
Sisi positifnya, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini juga menemukan fungsi otak tentara yang dikirim ke medan perang justru mengalami perkembangan, terutama fungsi otak yang mengatur munculnya kewaspadaan.
"Secara kolektif, studi ini menunjukkan bahwa otak mampu memulihkan dirinya sendiri dari berbagai efek negatif stres jika Anda memberinya waktu beberapa lama," simpul van Wingen seperti dilansir dari CNN,
Sumber: http://health.detik.com/read/2012/09/04/175501/2007969/763/habis-stres-otak-bisa-pulih-sendiri-lho?l992205755
Tapi sebuah studi dari Belanda menunjukkan bahwa meski stres akan merusak fungsi otak seseorang namun seiring dengan berjalannya waktu, otak akan pulih dengan sendirinya.
Kesimpulan ini didapat setelah tim peneliti berkesempatan mengamati 33 tentara Belanda yang tengah menjalankan tugas militer ke Afghanistan selama 4 bulan.
Kebetulan operasi ke Afghanistan ini merupakan penugasan militer pertama mereka sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian di bawah NATO. Peneliti membandingkan mereka dengan 26 tentara yang belum pernah dikirim ke operasi militer manapun.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa para tentara yang dikirim ke Afghanistan mengalami gangguan fungsi dan struktur pada otaknya.
Namun situasi medan konflik yang mencekam, termasuk berondongan tembakan dari musuh dan tekanan pertempuran lainnya tampaknya tak memperburuk gejala stresnya.
Bahkan peneliti mengaku tak menemukan perbedaan gejala gangguan stres pasca trauma, kecemasan dan kondisi mood antara tentara yang ditugaskan ke medan perang dengan tentara yang belum pernah mendapatkan kesempatan itu.
"Meski ada sejumlah perubahan, kondisi ini tak dapat diartikan sebagai gangguan performa otak," terang Guido van Wingen dari Brain Imaging Center di Amsterdam yang memimpin studi ini.
Sisi positifnya, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini juga menemukan fungsi otak tentara yang dikirim ke medan perang justru mengalami perkembangan, terutama fungsi otak yang mengatur munculnya kewaspadaan.
"Secara kolektif, studi ini menunjukkan bahwa otak mampu memulihkan dirinya sendiri dari berbagai efek negatif stres jika Anda memberinya waktu beberapa lama," simpul van Wingen seperti dilansir dari CNN,
Sumber: http://health.detik.com/read/2012/09/04/175501/2007969/763/habis-stres-otak-bisa-pulih-sendiri-lho?l992205755
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar