Sekapur Sirih
Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.
When I'm not working, I'm blogging :-)
Archive
-
▼
2012
(81)
-
▼
September
(31)
- 8 (Eight) Star of Pharmacist - 8 Bintang Kefarmasian
- Senandung ayat di pagi hari
- Bahan KULIAH Semester 3 dan 5
- Bintang Kejora Dalam Pangkuan Senja
- Materi Perkuliahan Semester 7 FARMASI UII
- Mahasiswa adalah Cahaya
- Materi Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
- Jejas: Definisi, Etiologi, dan Jenisnya
- Jarak (Jauh) Bukan Masalah
- Teguhkanlah Hati
- Pagi Yang Sebening
- PARAMETER HATI YANG SUCI
- Waspadai Kelebihan Dosis Parasetamol
- Romantisnya Rasulullah SAW
- Rasulullah dan Jeruk Limau
- Cara Membuat Link Download di Blog
- Pagar Sepiring Nasi
- Realita Kejadian WTC Tersirat dalam Al-Qur’an
- Hikayat Sang Pohon Cantik
- Gampang Capek Bisa Dipicu 4 Penyakit Ini
- Malam, Bulan yang merenung
- Cerita Pagi ”Jangan Merasa Diri Paling Shaleh”
- Lagu hymne Oh Pondokku
- "Legenda Candi Prambanan"
- Taman Wisata Candi Prambanan
- Pagi, mengejar TANAH IMPIAN
- Tersenyumlah Saat Anda Merasa Stres
- Habis Stres, Otak Bisa Pulih Sendiri Lho!
- Dalam Lelah ku Berdoa
- Melly Feat Amee - Ketika Cinta Bertasbih (HD)
-
▼
September
(31)
Categories
Pengikut
Copyright
© 2014 by Mukti Yulianto.
Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.
Rabu, 12 September 2012
Saudaraku..
Utsman bin Affan ra pernah bertutur:
Utsman bin Affan ra pernah bertutur:
“Aku enggan jikalau siang dan malam hari
datang menyapaku, terkecuali saat itu aku sedang melihat (membaca)
kalamullah, yakni; al Qur’an.”
(Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
(Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
Saudaraku..
Itulah ucapan hati menantu Rasulullah saw. Sahabat yang dikenal pemalu sehingga para malaikat dan Nabi-pun malu terhadapnya.
Itulah ucapan hati menantu Rasulullah saw. Sahabat yang dikenal pemalu sehingga para malaikat dan Nabi-pun malu terhadapnya.
Demikian pula ia masyhur dengan kedermawanannya dan kedekatannya
dengan kitabullah; al Qur’an.Dan masih basah dalam ingatan kita,
bagaimana keadaannya ketika ia menghadap Allah swt, kala ia terbunuh
pada hari fitnah di tangan para pengacau Negara dan agama. Saat itu ia
sedang membaca kalamullah. Itulah sahabat yang mampu mengkhatamkan al
Qur’an dalam shalat malam.
Itulah sahabat Nabi saw yang pernah menasihati kita:
“Jika hati kalian bersih suci (dari dosa dan maksiat), maka ia tak pernah puas dengan kalamullah.”
“Jika hati kalian bersih suci (dari dosa dan maksiat), maka ia tak pernah puas dengan kalamullah.”
Saudaraku..
Dari nasihat sahabat yang bergelar Dzun Nurain (pemilik dua cahaya) karena ia menikahi dua pueri Nabi saw; Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Kita menangkap ada semacam parameter untuk mengetahui apakah hati kita hidup, bersih suci atau sebaliknya; sakit, kotor, hitam dan berdebu.
Dari nasihat sahabat yang bergelar Dzun Nurain (pemilik dua cahaya) karena ia menikahi dua pueri Nabi saw; Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Kita menangkap ada semacam parameter untuk mengetahui apakah hati kita hidup, bersih suci atau sebaliknya; sakit, kotor, hitam dan berdebu.
Hati yang putih, suci dan bersih serta
hidup tak pernah merasa puas dan tak akan pernah bosan berinteraksi
dengan kalamullah, al Qur’an. Bahkan cahaya al Qur’an memantul ke dalam
hati tersebut. Maka pemiliknya akan menerangi orang-orang di sekitarnya
dengan cahaya al Qur’an.
Ucapan, sikap, perilaku, tindak tanduknya, sepak terjang dan kepribadiannya menggambarkan kepribadian al Qur’an.
Sebaliknya, orang yang merasa terganggu
dengan bacaan al Qur’an. Tidak menyukai ahlul Qur’an. Malas untuk
mentadabburinya. Hambar saat membacanya. Merasa nyaman jika berjauhan
dengannya. Ketahuilah, bahwa pada saat itu hati kita telah sakit, kotor,
berdebu, hitam dan bahkan telah mati.
Saudaraku..
Mari kita mengenali hati kita. Model hati macam apakah hati yang kita miliki? Bersih suci dan bercahaya? Ataukah hati yang kotor, berdebu, sakit dan bahkan mati? Mari kita mengamatinya saat ia berdekatan dan berinteraksi dengan kitabullah.
Mari kita mengenali hati kita. Model hati macam apakah hati yang kita miliki? Bersih suci dan bercahaya? Ataukah hati yang kotor, berdebu, sakit dan bahkan mati? Mari kita mengamatinya saat ia berdekatan dan berinteraksi dengan kitabullah.
Ya Rabbil Izzati, anugerahkanlah kepada
kami hati yang hidup, bersih, suci dan bercahaya. Yang senantiasa rindu
dengan kalam-Mu. Khusyu’ saat berinteraksi dengan kitab suci-Mu. Dan tak
pernah puas menikmati alunan ayat-ayat suci-Mu. Aamiin.
Riyadh, 02 September 2012 M
Sumber:Status Ustadz Abu Ja’far
(http://www.facebook.com/profile.php?id=100000992948094)
(http://www.facebook.com/profile.php?id=100000992948094)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar