Sekapur Sirih

Welcome to my Blog!
Saya Mukti Yulianto, seorang penulis, apoteker dan pecinta alam.

When I'm not working, I'm blogging :-)

Follow Me

Subscribeto blog
Follow me onTwitter
Add myFacebook

Archive

Pengikut

Copyright


© 2014 by Mukti Yulianto.

Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritikan dan sarannya. Jika ada yang bermanfaat, silahkan dishare.

Sabtu, 08 September 2012
Sekilas bayangan yang kian meredup mengitari bumi yang elok.
Mereka yang melata mulai berjalan menelusuri pasir basah karena semalam.
Embun itu datang membawa suasana segar di taman pekarangan.
Bunga yang bemekaran menambah bau parfum dunia yang makin membusuk ini.
Suara yang berkokok menghadirkan cerita tersendiri di kala hadirnya mentari di ufuk timur.
Dan ketika itu kegelapan untuk sementara waktu mulai berlari tergopoh-gopoh menjauh dari surya yang gagah berani mulai berdiri.
Ku buka setiap jendela dan pintu di rumah agar rumah ikut merasakan kehangatan dan kesegaran senja di pagi hari.
Para petani mulai memacul sawahnya dan para ibu mulai menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya.
Di jalanan telah lalu lalang kendaraan baik roda empat maupun roda dua yang ikut merayakan pesta rakyat dan berlomba untuk memungut nasi sedangkan anak-anaknya bersaing untuk mencuri ilmu dari sang Guru.
Semua terasa berapi-api setiap pagi hari mulai dari anak-anak sampai yang sudah sepuh.
Ku tatap mega yang berbinar menatap duniaku.
Kini ku mulai bangkit dari alam kubur yang sempat memendam kehidupan beberapa waktu.
Roda telah mulai ku kayuh meter demi meter.
Jalanan yang tertutup debu yang kemaren mulai menebal kini telah kubersihkan.
Pepohonan pun ikut menari seraya memberikan spirit buat empunya.
Dari sini semua pikiran mulai terpasang dengan radar yang kuat.
Frekuensi Radarpun telah dinyalakan.
Tampak nyanyian mereka yang mulai terbang kesana-kemari dan hinggap dari pohon ke pohon yang lain.
Mereka sepertinya tahu bahwa ada manusia yang telah bernyanyi menghiasi kehidupan yang sempat mendung.
Pagi ini ragaku siap untuk bekerja, jiwaku siap untuk menyangga dan batinku siap untuk bersabar.
Karena dia telah membawa angin sepoi-sepoi ke dalam setiap rusuk belakang yang mendorongku ke tanah pemberangkatan, yaitu TANAH IMPIAN :)

2 komentar:

  1. not bad
    bisa jadi motivator nih sepertinya :D

    "mengejar tanah impian"
    kayak pernah denger dimana ya :o

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, makasih makasih. semoga bisa cepat terwujud ,amin :)

      Hapus